REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto meminta masyarakat tidak mempercayai hoaks terkait dengan Covid-19. Sejauh ini, pemerintah sudah mendeteksi 1.125 kabar bohong yang beredar tersebut.
"Tantangan risiko kesehatan dan kehidupan ekonomi sudah berat, mari kita pastikan tidak perlu kita tambah lagi dengan beban psikologis dari berita-berita atau informasi yang tidak benar," katanya dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (16/4).
Mempercayai berita hoaks atau tidak benar terkait dengan Covid-19 dan isu yang menyertainya akan menambah beban psikologis. Bahkan, membuat semakin susah masyarakat yang harus berdiam di rumah untuk menekan angka penyebaran Covid-19.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) sampai saat ini sudah mendeteksi lebih dari 1.125 hoaks terkait dengan Covid-19 di berbagai media yang ada di internet. "Semua ini akan ditangani secara tegas oleh aparat kepolisian. Oleh karena itu, tetap akses dan ikuti informasi yang benar dan resmi dari pemerintah," katanya.
Masyarakat dapat mengakses informasi yang terverifikasi lewat daring dengan mengakses portal resmi Gugus Tugas, yaitu Covid19.go.id atau menghubungi nomor hotline 119. Selain itu, terdapat chatbot COVID-19 di aplikasi WhatsApp atau dapat melalui nomor HaloKemkes di nomor 1500567.
Masyarakat juga dapat mencari informasi di aplikasi medis atau telemedicine yang sudah bekerja sama dengan pemerintah, seperti HaloDoc dan Alodokter.
Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 berdasarkan pencatatan sejak Rabu (15/4), pukul 12.00 WIB hingga Kamis, pukul 12.00 WIB, pasien sembuh COVID-19 bertambah 102 orang menjadi 548 orang. Selain itu, korban meninggal bertambah 27 kasus sehingga total meninggal menjadi 496 orang. Sementara itu, tercatat penambahan kasus positif 380 kasus sehingga total 5.516 kasus positif di Indonesia.