Sabtu 11 Apr 2020 14:26 WIB

Penjelasan Pakar Terkait Dentuman yang Iringi Erupsi GAK

Bisa jadi suara dentuman itu bersumber dari longsoran bawah tanah.

Rep: Ali Mansur / Red: Agus Yulianto
Erupsi Gunung Anak Krakatau, Jumat.
Foto: Kementerian ESDM
Erupsi Gunung Anak Krakatau, Jumat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gunung Anak Krakatau (GAK) mengalami erupsi pada Jumat (10/4) malam. Pada saat bersamaan, terdengar dentuman hingga ke Ibu Kota Jakarta dan wilayah lainnya. Namun, hingga saat ini belum dapat dipastikan dentuman yang terdengar berkali-kali itu bersumber dari letusan GAK atau bukan. Minimnya informasi membuat sejumlah spekulasi bermunculan.

"Dengan informasi yang terbatas, sulit untuk menyimpulkan apa gerangan yang menjadi sumber dari suara dentuman tersebut," ujar Judhistira Aria Utama dari Laboratorium Bumi dan Antariksa Departemen Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Indonesia, saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (11/4).

Faktanya, Aria melanjutkan, Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) maupun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG juga sudah membantah dentuman tersebut dari gempa dan gunung api. Menurut dia, tidak ada gempa kekuatan besar yang sedang terjadi saat ini. Selain itu, tidak terdapat laporan suara dentunan dari pos pengamatan gunung api yang sedang erupsi.

"Bila diasumsikan sumber dentuman dari peristiwa atmosferis. Faktanya tidak ada yang melihat benda terbang yang sedang bergerak dengan kecepatan suara. Demikian pula tidak ada saksi mata yang melihat adanya meteor besar yang disebut fireball atau bollide," ucapnya.

Selain itu, menurut dia, pihak militer juga belum mengonfirmasi ada atau tidaknya latihan bersenjata. Namun, dengan informasi bahwa suaranya terdengar dari dalam bumi seperti suara meriam, kemudian suara dentuman itu terdengar berulang meski tidak ajek jeda waktunya, bisa jadi hal itu bersumber dari longsoran bawah tanah. 

"Longsoran yang dipicu deformasi batuan yang melampaui batas elastisitas batuan akan disertai pelepasan energi yang terdengar sebagai suara dentuman. Demikian analisis terbatas dengan sumber data yang juga terbatas untuk saat ini," ucap dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement