REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir 50 persen toko di Mal Setiabudi One, Jakarta Pusat, mulai tutup. Penutupan toko dilakukan menjelang penegakan aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Ibu Kota untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Padahal, Setiabudi One merupakan salah satu tempat publik yang tak pernah sepi aktivitas.
Berdasarkan pantauan di Jakarta, Rabu (8/4), beberapa restoran hingga toko elektronik menutup layanannya. Bahkan, jauh sebelum PSBB dibahas yaitu sejak akhir Maret 2020.
"Kondisi toko-toko yang tutup ini sudah dari sekitar dua pekan lalu. Tapi untuk toko kesehatan seperti guardian dan minimarket, masih buka," kata Hendranto, salah satu petugas keamanan sambil bertugas mengecek suhu tubuh pengunjung di Setiabudi One, Rabu.
Pemberitahuan penutupan beberapa restoran pun ditempelkan di depan toko masing-masing. Ada beberapa restoran yang tetap buka dan melayani pelanggan dan pesanan dari ojek daring, namun dengan pembatasan jam operasional pada pukul 10.00 WIB hingga jam 20.00 WIB.
Meski demikian pengunjung yang datang ke Setiabudi One hanya sedikit, terlihat hanya sekitar lima orang yang sengaja datang untuk makan di restoran. Mayoritas pengunjung Mal Setiabudi One di masa seruan untuk bekerja dari rumah ini adalah para pengemudi ojek daring.
Para pengemudi ojek daringtampak keluar dari satu restoran menuju restoran lainnya yang masih buka dan melakukan pemesanan makanan bagi pelanggannya. Bahkan, salah satu restoran makanan cepat saji yang buka, dipenuhi antrean pengemudi ojek daring yang ingin melakukan pemesanan untuk pelanggannya.
"Ini sudah dua pekan, kondisi mal ini sepi. Tapi orderan pelanggan cukup banyak di restoran ini, jadi pasti antre," kata Iwan, salah satu mitra ojek daring sambil menunggu pesanan yang harus diantarkan kepada pelanggannya.