Rabu 08 Apr 2020 10:01 WIB

Pramuwisata: Stay at Home, Stress at Home

Pemandu wisata tak punya penghasilan lagi setelah aktivitas wisata terhenti.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Teguh Firmansyah
  Suasana lengang di kawasan wisata Kuta, Bali, pada akhir bulan Maret lalu.
Foto: EPA-EFE/Made Nagi
Suasana lengang di kawasan wisata Kuta, Bali, pada akhir bulan Maret lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Sumatra Barat, Budiman mengatakan ia dan pramuwisata lainnya di Sumbar sekarang tidak punya pemasukan sejak aktivitas pariwisata dihentikan. Sekarang pramuwisata di Sumbar menurut Budi hanya menunggu di rumah tanpa ada kepastian dan pemasukan.

"Kami pramuwisata stay at home dan juga stress at home. Sekarang yang kami perlu bagaimana mengisi perut kami," kata Budi melalui video conference yang difasilitasi Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sumatera Barat via aplikasi Zoom, Selasa (7/4).

Baca Juga

Budi menjelaskan di Sumatra Barat, HPI memiliki 16 DPC. Di Sumbar terdapat 326 pramuwisata yang terdaftar secara resmi.

Sejak aktivitas pariwisata dihentikan karena pandemi corona, para pramuwisata menurut Budi tidak lagi mendapatkan orderan dari agen travel buat melayani wisatawan.

"Kita tentu ikuti anjuran pemerintah. Di rumah saja jaga kesehatan. Tapi skill kami ya di lapangan. Otomatis tidak ada pemasukan sejak dirumahkan," ujar Budi.

Budi meminta pemerintah turut memperhatikan nasib para pemandu wisata yang selama ini bergerak di sektor jasa pelayanan. Walau berdiri secara independen, HPI kata Budi merupakan binaan dari Dinas Pariwisata. Sekarang anggota HPI meminta pemerintah memberikan solusi supaya pramuwisata tidak kelaparan.

Memang sementara waktu ketika diminta di rumah saja, pramuwisata menurut Budi bisa hidup dari tabungan yang selama ini dikumpulkan. Tapi Budi merasa tabungan tidak akan cukup buat bertahan untuk waktu yang cukup lama apalagi sampai berbulan-bulan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement