Selasa 07 Apr 2020 15:34 WIB

Makin Banyak Hewan Positif Covid-19, Perlukah Khawatir?

Belum ada bukti ilmiah yang mengonfirmasi penularan Covid-19 dari hewan ke manusia.

  Seekor harimau bernama Nadia di Kebun Binatang Bronx, New York, positif terinfeksi Covid-19. Nadia menjadi hewan pertama di Amerika yang terpapar virus corona jenis baru.
Foto: Julie Larsen Maher/Wildlife Conservation Soci
Seekor harimau bernama Nadia di Kebun Binatang Bronx, New York, positif terinfeksi Covid-19. Nadia menjadi hewan pertama di Amerika yang terpapar virus corona jenis baru.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Gita Amanda, Antara

Satu lagi hewan dipastikan Covid-19. Hewan tersebut adalah seekor harimau yang berada di kebun binatang New York.

Baca Juga

Kasus hewan yang tertular virus corona jenis baru memang belum banyak dilaporkan. Selain harimau, sebelumnya ada seekor anjing di Hong Kong yang menjadi hewan pertama yang dilaporkan positif Covid-19. Setelah ada laporan kucing peliharaan yang positif pula.

Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Kalimantan Barat drh Nur Hidayatullah mengimbau agar masyarakat tidak terlalu khawatir. Alasannya, sangat kecil kemungkinan Covid-19 dapat ditularkan melalui hewan peliharaan.

"Perlu diketahui, terdapat perbedaan antara jenis virus corona antara hewan dan manusia. Karena, untuk virus corona pada hewan saja gejalanya berbeda-beda, seperti virus corona pada anjing yang menyerang saluran pencernaan dan pada kucing yang meyebabkan feline intratonitis," kata Nur di Pontianak, Selasa (7/4).

Dia menjelaskan, virus corona pada manusia yang sebelumnya dikenal dengan beta coronavirus sejauh ini terbagi menjadi tiga, yaitu Merscovi, SARS-Cov 1, dan SARS-Cov 2. "Nah, SARS-Cov 2 inilah yang disebut Covid-19. Sementara, sekali lagi saya sampaikan, ada perbedaan jenis virus corona antara di hewan dengan manusia. Alfa coronavirus di hewan dan beta coronavirus di manusia," tuturnya.

Pada intinya, menurut dia, sementara ini jenis virus corona yang menyerang hewan tidak bisa menyerang manusia, begitu pula sebaliknya. Meski demikian, sampai saat ini hal itu masih diperdalam oleh para ahli.

Nur mencontohkan kasus ditemukannya Covid-19 pada empat ekor anjing di Hong Kong belum lama ini. Menurut dia, hewan itu bisa jadi tertular dari manusia. Namun, sampai saat ini kebenarannya masih dalam tahap penelitian.

Namun, menurut dia, dari yang ia ketahui, tidak ada hubungannya. Pasalnya, anjing yang terserang Covid-19 di Hong Kong tidak memiliki tuan atau pemelihara yang juga positif Covid-19. Selain itu, anjing tersebut tidak menunjukkan gejala apa pun atau baik-baik saja.

"Makanya, saya rasa masyarakat tidak perlu risau dengan hewan peliharaannya. Yang pasti, kita rajin mencuci tangan. Kalaupun ada kasus hewan yang menularkan Covid-19 kepada manusia, mungkin saja justru manusia yang menularkan Covid-19 melalui bersin dan droplet-nya itu menempel di tubuh hewan peliharaan, kemudian hewan itu dipegang oleh manusia lain, itu mungkin bisa," katanya.

Hal seperti itu disebut dengan media penularan. Sementara itu, penularan langsung dari manusia ke hewan atau sebaliknya dinyatakan belum ada. "Jadi, sekali lagi, masyarakat jaga kebersihan. Habis pegang hewan, cuci tangan dengan sabun dan kandang-kandangnya harus rajin dibersihkan," kata Nur.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) kembali menegaskan, sampai saat ini belum ada bukti yang menunjukkan anjing dan kucing dapat menularkan Covid-19 ke manusia. Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita, juga menegaskan, belum ada bukti yang menunjukkan hewan yang positif Covid-19 bisa menularkan ke manusia. "WHO dan OIE menegaskan bahwa penularan Covid-19 terjadi dari manusia ke manusia, dan belum ada bukti yang menunjukkan hewan kesayangan dapat menyebarkan penyakit ini ke hewan lain maupun ke manusia" katanya, beberapa waktu lalu.

Menurut Ketut, hewan positif Covid-19 adalah kasus langka. Kemungkinan penularannya dari manusia ke hewan peliharaan masih terus diselidiki. "Penyebab Covid-19 adalah virus baru. Para ilmuan berbagai disiplin ilmu masih terus mempelajari virus ini," ucapnya.

Ketut pun berpesan agar pemilik anjing dan kucing tetap memelihara hewan kesayangannya secara bertanggung jawab dan tidak melakukan tindakan yang melanggar kesejahteraan hewan, seperti membuang atau menelantarkan hewan kesayangannya. "Masyarakat diharapkan terus menjaga kesehatan hewan miliknya, dengan memastikan penyediaan pakan dan minum yang cukup, termasuk memastikan kesehatannya dengan berkonsultasi kepada dokter hewan," katanya menambahkan.

Ia juga berpesan agar masyarakat tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) selama berinteraksi dengan hewan kesayangan, misalnya mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun minimal 20 detik sebelum dan sesudah berinteraksi dengan hewan kesayangan. Pemilik hewan peliharan juga perlu memastikan hewan, wadah pakan dan minuman, lantai, dan perlengkapan bermainnya selalu dalam kondisi bersih.

“Namun, sebagai bentuk kehati-hatian, diimbau bagi penderita atau suspek Covid-19 untuk membatasi kontak dengan hewan," kata Ketut. Ia juga menyarankan masyarakat yang dalam kondisi sakit untuk meminta anggota keluarga yang lain memberi pakan dan menemani hewan kesayangan bermain. Namun, apabila terpaksa harus merawat hewan, orang yang dalam kondisi sakit perlu menggunakan masker serta memastikan tidak memberi makanan sisa, mencium, dan memeluk hewan kesayangannya tersebut.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Bronx Zoo (@bronxzoo) pada

Nadia, harimau yang terbukti positif virus corona di New York, bersama enam kucing besar lainnya yang menunjukkan gejala batuk kering di Kebun Binatang Bronx tampaknya sudah membaik setelah mendapat perawatan dan pengobatan, Senin (6/4). "Kasih sayang yang penuh dari para penjaga dan sejumlah obat anti-inflamasi membuat kondisinya membaik," kata Paul Calle, kepala dokter hewan Wildlife Conservation Society Kebun Binatang Bronx, kepada Reuters.

Beberapa dari empat harimau dan tiga singa mendapat antibiotik. Menurut dia, semuanya mengalami penyakit ringan dan diharapkan sepenuhnya pulih.

Hewan-hewan yang kondisinya membaik itu meliputi Nadia, harimau Malaysia berusia 4 tahun yang ogah makan dan satu-satunya yang diuji Covid-19. Alasan satu-satunya yang diuji karena pihak kebun bintang tidak mau membius harimau yang lain, menurut Calle. Menurut dia, pemeriksaan swab hidung dan tenggorokan serta cairan saluran udara dari paru-parunya dikirim ke sekolah kedokteran hewan di Cornell University dan University of Illinois, yang melakukan uji Covid-19 terhadap binatang.

"Ini bukan kompetisi antara pengujian manusia dan binatang," kata Calle.

Calle pada Ahad mengatakan kepada awak media bahwa Nadia merupakan kasus pertama yang diketahui, dengan manusia menginfeksi bintang dan membuatnya terpapar Covid-19. Virus tersebut menyebabkan Covid-19, yang diyakini menyebar dari binatang ke manusia dan beberapa binatang di Hong Kong terbukti positif.

Namun, pejabat meyakini ini adalah kasus yang unik sebab Nadia jatuh sakit setelah terpapar oleh pegawai kebun binatang yang tanpa gejala. Calle mengatakan, pihak kebun bintang tidak tahu pegawai mana yang telah menularkan.

"Terdapat beberapa hasil tes pada anjing dan kucing. Namun, mereka sehat atau tidak jelas bahwa Covid-19 menjadi sumber penyakit," ucap Calle.

Harimau pertama di kebun binatang tersebut, yang ditutup sejak pertengahan Maret, mulai menunjukkan gejala penyakit pada 27 Maret, menurut Departemen Laboratorium Layanan Hewan Nasional AS yang melakukan pengujian.

photo
Arti Pembatasan Sosial Berskala Besar - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement