Rabu 01 Apr 2020 22:19 WIB

Pemerintah Disarankan Libatkan JK dalam Atasi Corona

JK dinilai memiliki pengalaman dalam penanganan masalah di masa krisis.

Jusuf Kalla
Foto: AP/Olivier Matthys
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID,   JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas menilai mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla adalah orang yang sebaiknya dipertimbangkan untuk membantu pemerintah memitigasi wabah Covid-19. JK dinilai mempunyai pengalaman dalam menghadapi berbagai krisis. 

"Bukankah Pak JK Ketua PMI, ketua Dewan Masjid, pengusaha dan mantan wapres. Jadi pengalaman beliau dan kemampuan beliau tentu jelas sangat mumpuni," kata Buya Anwar saat dihubungi dari Jakarta, Rabu.

Baca Juga

Dia mencontohkan JK berpengalaman pada penanganan bencana tsunami Aceh, krisis ekonomi 2008, Gempa Palu 2019. "JK selalu berbagi energi positif kepada masyarakat," katanya.

Hal serupa juga disampaikan Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Imam Prasodjo yang menyebut JK bisa ikut andil dalam membantu pemerintah menangani wabah COVID-19."Semua harus bangkit, juga Pak JK. Kita enggak bisa mengandalkan pemerintah," kata dia.

Dia mengatakan, negara sekelas Amerika Serikat, Prancis dan Jerman juga terkena dampak COVID-19 dan memerangi penyakit itu dengan menggandeng setiap pihak yang berpengalaman.

Tidak hanya melalui lembaga seperti Palang Merah Indonesia tempat JK berkecimpung tetapi juga akar rumput lainnya harus digerakkan. "Pak JK tentu penting perannya karena siapapun bisa berbuat baik," kata dia.

Sebelumnya, Ketua Lembaga Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) KADIN Indonesia Didik J Rachbini juga menyarankan JK agar diangkat menjadi penasehat Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo. "Saat ini, tidak ada di istana itu, di sudut-sudutnya, di pinggir, yang lebih berpengalaman dari JK, dalam mengatasi bencana," kata dia.

JK, lanjut Didik, pernah menyarankan agar Indonesia mulai menerapkan lockdown. Didik berharap pemerintah mengikuti saran dari JK tersebut. "Ini masalahnya berat," kata dia.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement