Rabu 01 Apr 2020 18:23 WIB

Jangan Ada Lagi Penolakan Jenazah Penderita Covid-19

Pemakaman yang sesuai prosedur tidak akan menjadi sumber penularan.

Rep: S Bowo Pribadi / Red: Agus Yulianto
Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien COVID-19 di TPU.  (Ilustrasi).
Foto: MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO
Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien COVID-19 di TPU. (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - - Maraknya penolakan warga terhadap pemakaman jenazah pasien positif Covid-19, yang terjadi di sejumlah daerah di Tanah Air, membuat Guberur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ikut prihatin. Sebab sudah semestinya stigma Covid-19 dibawa sampai ke ‘liang lahat’.

Ia pun meminta aksi penolakan tersebut jangan sampai terjadi di daerahnya, di Jawa Tengah. “Tidak perlu melakukan hal serupa, demi menghargai perasaan keluarga. Karena penderita Covid-19 bukan musuh,” ungkapnya di Semarang, menanggapi adanya penolakan terhadap proses pemakaman pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia, Rabu (1/4).

Menurut Ganjar, cukup miris ketika jenazah yang seharusnya sudah dimakamkan tetapi masih ditolak. “Tolong, tolong betul, saya meminta jangan ada lagi penolakan terhadap jenazah yang dinyatakan positif corona,” tegasnya.

Guberur mengaku, sudah bertanya ke sejumlah pakar kesehatan terkait hal tersebut. Dari situ, dia mendapat informasi, bahwa kalau sudah meninggal dan prosedur pemakaman sudah dilakukan semestinya, itu tidak akan menjadi sumber penularan.

Seperti jenazah sudah dibungkus dan dikubur, maka virusnya akan ikut mati. Memang yang penting jangan ikut melayat. “Karena potensi berkumpulnya orang dalam jumlah yang banyak akan terjadi di sana (pemakaman),” ucapnya.

Dia juga menjelaskan, stigmatisasi dan penolakan itu pasti akan menyakitkan, baik keluarga korban termasuk yang sudah meninggal. Namun, terhadap korban Covid-19 yang meninggal masih terjadi di mana-mana.

“Kasihan mereka, mereka itu bukan musuh kita, namun justru butuh dukungan kita. Ingat sudah banyak yang sembuh pula meski sebelumnya telah divonis positif terinfeksi Covid-19,” tambah Ganjar.

Penolakan dari masyarakat, masih kata gubernuur, akan semakin membuat keluarga terpukul. Karena mereka yang kehilangan orang tercinta saja tidak boleh mendekat dan tidak boleh melihat wajahnya.

Hal tersebut disebutnya sudah sangat menderita. Maka, masyarakat tidak perlu membuat situasi semakin buruk dengan menolak proses pemakaman kepada para korban wabah Covid-19 tersebut.

“Mereka sudah sangat sakit dengan kondisi ini, tolong jangan ditambah lagi perasaan sakitnya. Tapi, mari kita berikan dukungan dan semangat bersama- sama,” tandasnya.

Seperti diketahui, aksi penolakan pemakaman jenazah yang meninggal akibat covid-19 terjadi di beberapa tempat. Warga berdalih takut tertular virus dari jenazah yang bakal dimakamkan tersebut

Bahkan, ada juga kabar jenazah yang sudah dimakamkan, terpaksa digali kembali karena adanya penolakan dari warga setelah mengetahui jenazah tersebut sebelumnya divonis positif Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement