Rabu 01 Apr 2020 13:40 WIB

Eko Margiyono ‘Meteor Baru’ TNI

Mayjen Eko Margiyono, kini menjadi bintang baru TNI, ia bagaikan meteor yang terang.

Pangdam Jaya Mayjen Eko Margiyono.
Foto:

Mengapa peluang Eko Margiyono terbuka sangat lebar?

Pertama; Eko Margiyono memenuhi syarat dari sisi pembinaan karier militer. Ia mutasi jabatan tiga kali untuk pangkat, mayjen. Mulai dari Gubernur Akmil, Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus), serta Panglima Kodam Jayakarta. Pada pangkat brigjen, Eko juga mutasi untuk tiga jabatan, yakni Komandan Korem (Komando Resort Militer) di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau; wakil asisten operasi KSAD, dan kepala Staf Kodam Jayakarta. Artinya sudah enam jabatan untuk perwira tinggi.

Ditambah pengalamannya selama menjadi kolonel dengan empat jabatan. Yakni: asisten teritorial kepala staf divisi infanteri-1 Kostrad, komandan grup A Paspampres (Pasukan Pengamanan Presiden), asisten operasi kepala staf Kodam Jayakarta, serta Komandan Korem di Bogor, Jawa Barat. Sehingga lelaki kelahiran Semarang 12 Mei 1967 ini memiliki peluang besar memimpin Markas Besar Angkatan Darat ke depan. Dengan usia 53 tahun, masih ada waktu lima tahun lagi bagi Eko untuk mendarmabaktikan diri di lingkungan TNI.

Beberapa waktu lalu, ia juga dipercaya sebagai Komandan Kogasgabpad (Komando Tugas Gabungan Terpadu) Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Jakarta. Tugas menangani penanggulangan wabah pandemi corona. Ia bersama tiga jenderal bintang dua lainnya. Kogasgabpad Natuna dipimpn Pangkoopsau I, Marsda M Khairul Lubis; Kogasgabpad Pulau Sebaru dikomandani Pangkoarmada I, Laksda Muhammad Ali; dan Kogasgabpad Pulau Galang dipimpin Pangdam 1/BB, Mayjen M Sabrar Fadhilah.

Eko menjadi peluncur bagi letting Akmil 1989. Mendahului rekan-rekannya sekelas, seperti Mayjen Heri Wiranto (promosi Pangdam Mulawarman), Mayjen Hasanuddin (promosi Pangdam Iskandar Muda), dan Mayjen Ahmad Marzuki (mutasi menjadi Inspektur Kostrad), dan Mayjen Tri Yuniarto (Pangdivif 2 Kostrad). Yuniarto juga lulusan terbaik Akmil 1989.

Kedua; kecil kemungkinannya KSAD mendatang berasal dari letting (kelas) yang sama dengan Andika, Akmil 1987. Memang ada Irjen Mabes TNI, Letjen Muhammad Herindra; Komandan Kodiklatad (Komando Pendidikat, Doktrin, dan Latihan Angkatan Darat), Letjen AM Putranto; dan Irjen Kemhan (Kementerian Pertahanan), Letjen Ida Bagus Purwalaksana.

Jika tetap dari abituren 1987, maka regenerasi dianggap tidak berjalan. Namun, bukan berari peluang mereka tertutup. Sebab dari segi usia, rata-rata masih berusia 55-57 tahun, kecuali yang segera pensiun tahun ini, seperti Mayjen Widodo Iryansyah. Widodo, kini promosi sebagai pangdam Brawijaya. Sehingga masih terbuka peluang bagi yang usianya masih dua tahun lagi pensiun.

Ambil contoh Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU). Marsekal Hadi Tjahjanto digantikan Marsekal Yuyu Sutisna. Keduanya berasal dari letting yang sama, AAU 1986. 

Ketiga; jika berasal dari Akmil 1987 saja sudah kecil kemungkinannya, apalagi dari letting seniornya, seperti Akmil 1986. Ada Letjen Besar Harto Karyawan, Letjen Joni Suprianto (Kepala Staf Umum / Kasum TNI), Letjen Tri Soewandono (Sekretaris Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Hak Asasi Manusia / Sesmenko Polhukam), Letjen Ganip Warsito (Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan/Kogabwilhan III TNI).

Selain itu, seperti dalam daftar mutasi per 31 Maret 2020, ada tiga abituren Akmil 1986 yang mendapatkan promosi bintang tiga (letjen), yakni: Muhammad Effendi (Inspektur Jenderal Markas Besar Angkatan Darat / Irjenad), R Wisnoe Prasetja Boedi (Koordinator Staf Ahli KSAD), dan Joppye Onesimus Wayagkau (Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat / Pusterad).

Beberapa dari mereka juga akan segera pensiun tahun ini, mengikuti jejak Letjen Tatang Suaiman (Mei 2020), seperti  Joppye Onesimus (Juni 2020) dan Effendi (November 2020). Jadi yang masih berpeluang adalah Joni Suprianto, Besar Harto, Tri Soewandono, Ganip Warsito, dan Wisnoe Prasetja Boedi.

Keempat; peluang abituren Akmil 1985 semakin tipis untuk menjadi KSAD tahun ini, apalagi tahun depan. Hanya Letjen Doni Monardo yang masih punya peluang. Dia baru akan pensiun Juni 2021.

Namun dengan posisinya sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan kini dipercaya sebagai kepala gugus tugas penanganan Covid-19, sulit bagi Presiden untuk melepaskan Doni. Ia masih sangat dibutuhkan. Tetapi peluang Doni tetap masih ada dan sangat tergantung keputusan politik presiden.

Beberapa abituren Akmil 1985 berpangkat letjen, termasuk Muhammad Fachruddin yang mendapatkan promosi menjadi Wakil KSAD, peluangnya tipis. Fachruddin akan pensiun enam bulan ke depan. Begitu juga dengan Letjen Tri Legiono Suko yang kini digeser dari Rektor Unhan (Universitas Pertahanan) menjadi dosen tetap Unhan. Legiono dari Korps Armed akan pensiun Desember 2020 ini.

Ada pula Letjen Dodik Wijanarko yang kini kembali menjadi Komandan Pusat Pomad (Polisi Militer Angkatan Darat). Dia akan pensiun Februari 2021. Lagi pula belum pernah dalam sejarah, KSAD berasal dari Korps Polisi Militer. Korps Zeni tiga kali menjadi KSAD (GPH Djatikusumo, Try Sutrisno, dan Budiman). Korps Kavaleri satu kali, R Hartono. Selebihnya, KSAD berasal dari Koprs Infanteri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement