Rabu 25 Mar 2020 16:40 WIB

RSUP Persahabatan Harap Masyarakat tak Beri Stigma Perawat

RSUP Persahabatan menegaskan perawatnya menggunakan APD sesuai standar.

Petugas medis menggunakan alat pelindung diri (APD) di dalam Gedung Pinere, RSUP Persahabatan, Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Petugas medis menggunakan alat pelindung diri (APD) di dalam Gedung Pinere, RSUP Persahabatan, Jakarta, Rabu (4/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Jakarta Rita Rogayah meyakinkan masyarakat tidak panik dan takut dengan keberadaan perawat termasuk yang pulang ke rumah masing-masing usai bertugas di rumah sakit. Sehingga, ia meminta warga sekitar tak menolak keberadaan perawat lantaran dicurigai membawa virus corona ke lingkungan sekitar.

"RSUP Persahabatan merupakan rumah sakit rujukan. Ini berarti perawat kami menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai standar dan lengkap dalam menangani pasien Covid-19," kata Rita di Jakarta, Rabu (25/3).

Baca Juga

Hal tersebut disampaikan Rita menanggapi adanya penolakan dari warga terhadap kepulangan perawat RSUP Persahabatan ke kos-kosannya beberapa waktu lalu. Namun, Rita menegaskan, bahwa perawat tersebut bukan diusir oleh warga sebagaimana sejumlah pemberitaan yang beredar, melainkan adanya stigma masyarakat bahwa mereka membawa virus dan warga takut tertular Covid-19.

"Masyarakat dan lingkungannya berpikir bahwa mereka bekerja di rumah sakit infeksi itu membawa penyakit dan virus," katanya.

Terkait stigma masyarakat itu, ia mengatakan sudah seharusnya semua pihak memberikan edukasi lebih kepada masyarakat. Sehingga, mereka tidak perlu takut dan panik dengan keadaan semacam itu.

Apalagi, ujar dia, yang terpenting untuk dilakukan saat ini sebenarnya ialah tidak keluar rumah dan mengisolasi diri sendiri. Di sisi lain, ia mengakui kondisi tersebut menjadi beban mental tersendiri bagi perawat. Namun, rumah sakit telah memberikan solusinya. Bahkan, sudah ada beberapa pihak yang siap membantu untuk hotel dan apartemen.

"Alhamdulillah sudah banyak yang bantu. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua partisipan yang peduli dengan tenaga kesehatan kami," ujarnya.

Sebelumnya, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mengemukakan penolakan terhadap dokter dan perawat pasien Covid-19 oleh tetangga di lingkungan domisili tinggal mereka di Jakarta Timur terjadi sejak Ahad (22/3).

"Laporan ini kami terima pada Minggu (22/3). Tidak hanya perawat tapi juga dokter di RSUP Persahabatan," kata Ketua Umum PPNI Harif Fadhilah.

Akibatnya tenaga medis perawat pasien Covid-19 itu saat ini ditampung sementara di salah satu Gedung RSUP Persahabatan sebagai tempat tinggal sementara mereka.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement