REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Lebak, Banten hingga pertengahan Maret 2020 mencapai 46 orang. Satu di antaranya meninggal dunia.
Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Lebak dr Firman Rahmatullah meminta warga meningkatkan kebersihan lingkungan. "Terlebih saat ini curah hujan cukup tinggi untuk mengantisipasi penularan DBD itu," kata dia, Jumat (20/3).
Penderita DBD 46 orang itu tersebar di Kecamatan Rangkasbitung, Cipanas, Kalanganyar, Gunungkencana, Cileles, Sajira, Cikulur dan Warunggunung. Masyarakat yang terjangkit penyebaran DBD itu karena tinggal di lokasi padat penduduk dan mudah berkembanbiangnya populasi nyamuk aedes aegefti pembawa virus maut.
Populasi nyamuk DBD itu berkembangbiak di barang-barang bekas juga genangan air yang tidak menyentuh tanah. Apalagi curah hujan cenderung meningkat sehingga rawan penyeberan penyakit yang bisa mematikan bagi si penderitanya.
Mereka para penderita yang diketahui positif terjangkit DBD setelah dilakukan perawatan di Rumah Sakit dan Puskesmas. Untuk memutus mata rantai penularan penyebaran DBD, kata dia, pihaknya meminta masyarakat dapat mengoptimalkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) juga melakukan gerakan 3 M (mengubur, menguras, menutup) juga menyebarkan abate di kamar mandi.
Sebab, gerakan PSN dan 3 M serta penyeberan abate dapat mematikan jentik-jentik nyamuk DBD. "Saya kira jika jentik-jentik nyamuk itu mati dipastikan memutus mata rantai penyebaran DBD," katanya.