Jumat 20 Mar 2020 01:30 WIB

Kemenkes Apresiasi Status KLB DBD Sikka Dicabut

Total jumlah kasus DBD periode 1 Januari hingga 18 Maret 2020 ada 29.050.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andi Nur Aminah
Suasana di salah satu ruangan perawatan bagi pasien demam berdarah dengue (DBD) di RSUD Tc Hillers di Maumere, Kabupaten Sikka, NTT,Sabtu (14/3/2020). (Antara/Kornelis Kaha)
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Suasana di salah satu ruangan perawatan bagi pasien demam berdarah dengue (DBD) di RSUD Tc Hillers di Maumere, Kabupaten Sikka, NTT,Sabtu (14/3/2020). (Antara/Kornelis Kaha)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengapresiasi status kejadian luar biasa (KLB) penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang telah dicabut. Kini kasus DBD di Sikka bisa diantisipasi. "Bagus, berarti sudah terkendali ya," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (19/3).

Di satu sisi, pihaknya mengakui kasus DBD di beberapa daerah masih meningkat, contohnya Jawa Barat yang menjadi urutan pertama. "Peningkatan kasus DBD di Jawa Barat bisa dilihat dari datanya," katanya.

Baca Juga

Nadia menyebutkan, total jumlah kasus DBD di Tanah Air di periode 1 Januari 2020 hingga 18 Maret 2020 sebanyak 29.050. Ia menambahkan, 10 kota/kabupaten dengan kasus DBD terbanyak yaitu Jawa Barat 4.102, NTT 3.511, Lampung 3.126, Jawa Timur 2.643 kasus, Bali 2.173, Sumatra Selatan 1.292, Jawa Tengah 1.197, Jambi 1.163, Riau 1.104, dan Kalimantan Selatan 781. Selebihnya kasus terjadi di daerah seperti Sumatra Barat 588, DKI Jakarta 583, Nusa Tenggara Barat 558, Sulawesi Selatan 472. Kemudian kasus paling sedikit terjadi di Maluku Utara sebanyak 91.

Kendati demikian, ia mengklaim peningkatan kasus di beberapa wilayah itu masih bisa tertanggulangi. Untuk mengatasi DBD, Nadia mengaku pihaknya telah memberikan surat edaran kepada semua gubernur tentang kesiapsiagaan peningkatan kasus DBD, menggerakkan masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan 3 M plus. Selain itu pihaknya lenhaktifkan pokja DBD di setiap kabupaten/kota, mengaktifkan posko kewaspadaan DBD hingga kabupaten/kota, distribusi logistik, mesin fogging, cairan infus hingga plasma darah.

Sebelumnya Pemerintah Kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur mencabut status kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD) tahap empat setelah kasusnya cenderung menurun dalam beberapa pekan terakhir. "Per Rabu (18/3) kemarin status KLB DBD resmi kami cabut setelah kasus DBD di Kabupaten Sikka sesuai pantauan kami mengalami penurunan terus," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus, Kamis (19/3) pagi.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement