Kamis 19 Mar 2020 11:24 WIB

Jokowi: Bekerja dari Rumah Bukan untuk Liburan

Presiden minta pemda perketat implementasi kebijakan jaga jarak.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo.  (Antara/Hafidz Mubarak)
Foto: Antara/Hafidz Mubarak
Presiden Joko Widodo. (Antara/Hafidz Mubarak)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali meminta masyarakat benar-benar mematuhi anjuran pemerintah untuk menjaga jarak dengan orang lain, mengurangi pergerakan ke luar rumah, dan menghindari kerumunan.

Presiden menekankan bahwa imbauan ini sangat penting dilakukan untuk menekan risiko penyebaran Covid-19 yang akselerasi penambahan kasusnya semakin tinggi.

Baca Juga

Kendati masyarakat diimbau untuk melakukan aktivitas di rumah, Presiden menegaskan bahwa kebijakan ini tak bisa diartikan sebagai peluang bagi warga untuk berlibur. Bekerja dan belajar dari rumah, jelas Jokowi, bukan berarti momen liburan bagi masyarakat.

"Saya lihat Sabtu Minggu kemarin di Pantai Carita, di Puncak, lebih ramai dari biasanya, sehingga hal ini akan memunculkan sebuah keramaian yang berisiko memperluas penyeberan Covid-19," jelas Jokowi dalam sambutan rapat terbatas via video conference, Kamis (19/3).

Presiden pun meminta jajarannya, termasuk pemerintah daerah, untuk memperketat implementasi social distancing alias penjagaan jarak di area publik seperti stasiun, bandara, hingga pelabuhan. Social distancing, menurut Jokowi, merupakan cara efektif untuk menekan penyebaran virus korona yang per Rabu (18/3) kemarin telah menginfeksi 227 orang di Indonesia.

Presiden juga mengajak lembaga keagamaan dan tokoh agama bersama-sama mencegah potensi penyebaran Covid-19. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan tokoh keagamaan akan berkoordinasi untuk mengevaluasi kembali penyelenggaraan kegiataan keagamaan yang melibatkan banyak orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement