Rabu 18 Mar 2020 13:27 WIB
Corona

Hidup dan Mati Bukan di Tangan Corona (Covid-19)

Dunia saat ini terisolasi seperti Muslim di Xinjiang dan Gaza.

Wartawan Republika, Karta Raharja Ucu
Foto:

Terus naiknya rakyat Indonesia yang positif terjangkit virus corona, termasuk Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, membuat Presiden Jokowi mengumumkan imbauan untuk rakyatnya agar tidak beraktivitas di luar rumah, termasuk bekerja dari rumah selama masa inkubasi 14 hari. Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meliburkan anak-anak sekolah selama 14 hari, menutup tempat-tempat wisata, membatasi jam operasional transportasi umum, memberi imabuan untuk menghindari tempat keramaian, dan meminta warga Jakarta berdiam diri di rumah.

Namun, bukan warga +62 namanya jika tidak menyikapi permasalahan dengan santuy. Kebijakan inkubasi selama 14 hari agar warganya berdiam diri di rumah justru digunakan untuk liburan. Ya, liburan. Bahkan, salah satu televisi nasional menurunkan judul berita "Liburan Korona" untuk laporan penuhnya tempat-tempat wisata di luar Jakarta.

Kejadian ini pernah terjadi di Italia dan Belanda. Rakyat di dua negara itu awalnya seperti memandang remeh virus corona. Santai. Hingga akhirnya dua negara itu memberlakukan status darurat karena makin banyaknya rakyat yang positif terjangkit virus tersebut dalam waktu amat singkat. Nah, kita rakyat Indonesia sayangnya tidak belajar dari pengalaman Belanda dan Italia yang meremehkan virus corona.

Seperti biasa, pro dan kontra timbul jika ada permasalahan. Di media sosial seperti Twitter dan Instagram hingga grup Whatsapp, perang argumen tak terhindarkan.

Satu kubu mendukung upaya pemerintah untuk tetap tinggal di rumah, kubu lain memilih "melawan" imbauan pemerintah dengan tetap beraktivitas di luar rumah. Bekerja, belanja, lebih parahnya jalan-jalan, pelesir, hingga piknik.

Kubu yang terakhir beralasan mereka tidak sakit, jadi tidak perlu mengisolasi diri di rumah. Mereka percaya tidak akan terjangkit. Kalaupun terjangkit, semua diserahkan kepada Tuhan.

"Jangan takut sama corona, takut sama Allah. Serahin saja semua sama Allah. Kalau emang waktunya mati, ya mati saja." Pernyataan itu banyak sekali wara-wiri di media sosial hingga di debat kusir dunia perumpian ibu-ibu kompleks.

Bagi yang merasa tak takut virus corona, mungkin Anda belum mendapatkan atau malas mencari informasi bagaimana cepatnya virus itu menyebar dan menyerang tubuh manusia. Bagaimana stresnya ketika seseorang "divonis" positif terjangkit virus corona atau bahkan hanya sebagai pasien dalam pengawasan (PDP).

Pasien itu mungkin awalnya sehat, tetapi tertular dari orang yang secara tak sadar membawa virus corona. Satu di antaranya dibawa orang terkasih yang baru saja pulang darmawisata alias tamasya.

Sama seperti flu, virus corona atau yang juga populer disebut Covid-19 (Coronavirus Disease 2019) dimulai di paru-paru dan menyebar melalui tetesan air ketika seseorang bersin atau batuk. WHO melaporkan sindorm pernapasan akut parah (SARS) menyerang tubuh dalam tiga fase, yakni replikasi virus, hiperaktif imun, dan perusakan paru-paru. Fase itu mirip dengan bagaimana Covid-19 menyerang tubuh manusia.

Pada awal penelitian, virus corona menyerang saluran pernapasan bagian atas. Orang yang terinfeksi disebut membutuhkan waktu inkubasi infeksi selama lima hari. Virus corona hadir dalam tiga pola infeksi, yaitu dimulai dengan penyakit ringan dan gejala saluran pernapasan atas, kemudian diikuti oleh pneumonia.

Juru bicara WHO, Carla Drysdale, mengatakan, gejala virus corona yang paling umum adalah demam, kelelahan, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami sakit dan nyeri, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan, atau diare ringan.

Jadi, pembatasan untuk kontak langsung seperti imbauan Pak Jokowi dan Pak Anies amat sangat diperlukan. Menjaga kesehatan tubuh dengan asupan makanan bergizi memang penting, tetapi menjaga tangan tetap bersih dan menghindari tubuh tertular virus juga penting. Caranya tidak menjalin kontak seperti bersalaman setidaknya untuk sementara waktu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement