Selasa 17 Mar 2020 21:41 WIB

Petugas Medis di Sangihe Butuh Baju Pengaman Tangani Pasien

Kalau sampai ada yang terjangkit maka sangat membahayakan petugas medis.

Ilustrasi baju alat pengaman diri. Foto: Perawat dengan mengenakan pakaian APD (Alat Pelindung Diri) berupa baju Hazmat (Hazardous Material) melayani pasien kedua suspect (terduga penderita) COVID-19 (Corona Virus Desease) di kamar isolasi khusus RSUD dr Iskak, Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (4/3/2020). (Antara/Destyan Sujarwoko)
Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Ilustrasi baju alat pengaman diri. Foto: Perawat dengan mengenakan pakaian APD (Alat Pelindung Diri) berupa baju Hazmat (Hazardous Material) melayani pasien kedua suspect (terduga penderita) COVID-19 (Corona Virus Desease) di kamar isolasi khusus RSUD dr Iskak, Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (4/3/2020). (Antara/Destyan Sujarwoko)

REPUBLIKA.CO.ID,TAHUNA -- Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Jopy Thungari mengatakan untuk penanganan pasien Covid-19, petugas kesehatan membutuhkan baju pengamanan.

 

 

"Petugas kesehatan di Kepulauan Sangihe sampai saat ini belum memiliki baju khusus untuk melindungi petugas kesehatan bila ada pasien yang terjangkit Covid-19," katanya di Sangihe, Selasa (17/3).

 

 

Kabupaten Kepulauan Sangihe merupakan daerah kepulauan di perbatasan yang membutuhkan perhatian khusus bila ada pasien Covid-19. "Kita semua masyarakat di Kabupaten Sangihe semuanya sehat dan tidak terjangkit virus Corona sebab sampai saat ini petugas kesehatan belum memiliki baju pelindung. Kalau sampai ada yang terjangkit maka sangat membahayakan petugas medis yang akan menanganinya," kata dia.

 

 

Dia berharap pemerintah pusat khususnya Kementerian Kesehatan dapat memperhatikan kebutuhan fasilitas kesehatan termasuk baju pelindung bagi tenaga medis di wilayah kepulauan termasuk Sangihe.

"Kami berharap, kebutuhan para medis di wilayah kepulauan menjadi perhatian, sebab bila ada pasien Covid-19, pasti harus ditangani di Sangihe karena tidak ada transportasi khusus untuk membawa pasien tersebut ke Manado, sebab tidak mungkin menggunakan transportasi umum seperti kapal laut dan pesawat," kata dia.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement