Selasa 17 Mar 2020 18:01 WIB

PT KAI: Tak Ada Pengurangan Rangkaian Kereta

Perjalanan kereta api jarak jauh masih normal belum ada penurunan

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Hiru Muhammad
Calon penumpang kereta api beraktivitas di samping kereta inspeksi yang dipasang iklan sosialisasi pencegahan penyebaran virus corona (Covid-19) di Stasiun Bandung, Kota Bandung, Kamis (5/3).(Republika/Abdan Syakura  )
Foto: Republika/Abdan Syakura
Calon penumpang kereta api beraktivitas di samping kereta inspeksi yang dipasang iklan sosialisasi pencegahan penyebaran virus corona (Covid-19) di Stasiun Bandung, Kota Bandung, Kamis (5/3).(Republika/Abdan Syakura )

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) memastikan saat ini tidak ada pengurangan operasional rangkaian kereta. VP Public Realations KAI Yuskal Setiawan mengatakan  meski saat ini pemerintah mengimbau masyarakat untuk bekerja di rumah agar menghindari keramaian, KAI tidak melakukan pembatasan trasnportasi.

"Kereta api adalah sarana transportasi publik, sampai dengan saat ini semua perjalanannya seperti biasa. Berjalan normal," kata Yuskal kepada //Republika//, Selasa (17/3).

Dia menjelaskan sejak adanya masyarakat di Indonesia positif virus Corona atau Covid-19, perjalanan kereta api jarak jauh masih normal belum ada penurunan. Hanya saja, Yuskal mengatakan penurunan penumpang terjadi di layanan kereta rel listrik (KRL). "Saat ini hanya KRL yang ada penurunan penumpang sekitar 30 persen," tutur Yuskal.

VP Corporate Communications PT Kereta Commuterline Indonesia (KCI) Anne Purba mengatakan semenjak pemberitahuan kerja di rumah dan penutupan tempat umum hingga destinasi wisata, terdapat penurunan penumpang KRL. Anne menuturkan pengguna jasa KRL turun 32 persen. "Penurunan ini terlihat di sejumlah stasiun yang terdampak kebijakan ini," ujar Anne.

Anne menuturkan di Stasiun Ancol penumpang turun 50 persen, Stasiun Jakarta Kota penumpang turun 38 persen, Stasiun Juanda penumpang turun 25 persen, dan Stasiun Universitas Indonesia (UI) penumpang turun 17 persen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement