Selasa 17 Mar 2020 11:51 WIB

Tujuh Desa di Kabupaten Pesawaran Banjir

Banjir disebut disebabkan curah hujjan tinggi dan DAS dangkal.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi banjir.(ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)
Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Ilustrasi banjir.(ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Tujuh desa dalam dua kecamatan di Kabupaten Pesawaran, Lampung, banjir setelah hujan mengguyur lebih dari lima jam pada Senin (17/3) malam. Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona menyatakan, banjir disebabkan curah hujan tinggi dengan durasi lama, dan juga daerah aliran sungai (DAS) dangkal.

Banjir merendam rumah warga dan sawah penduduk di dua kecamatan yakni Kecamatan Negeri Katon dan Kecamatan Gedong Tataan. Desa yang terparah terendam banjir yakni Desa Negeri Katon dan Kagungan Ratu (Kecamatan Negeri Katon). Lainnya Desa Wiyono, Kebagusan, Bagelen, Karang Anyar, dan Gedong Tataan (Kecamatan Gedong Tataan).

Keterangan yang diperoleh Republika Selasa (17/3), belum ada korban jiwa dalam bencana banjir tersebut.

Rumah-rumah warga terendam banjir yang awal setinggi dua meter, saat ini sudah surut. Sedangkan perabotan rumah tangga dan kendaraan terendam banjir. Warga berangsur mengevakuasi perabotan rumah tangga dan kendaraan yang terendam banjir.

Seusai meninjau lokasi banjir, Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona mengatakan, banjir disebabkan curah hujan tinggi dengan durasi yang lama. “Curah hujan memang tinggi kemarin, jadi debit sungai menjadi meluap,” katanya.

Menurut dia, selain curah hujan yang tinggi DAS juga mengalami pendangkalan sehingga debit air saat hujan turun tidak tertampung lagi. Dia sudah memerintahkan alat berat untuk masuk di lokasi kejadian untuk mengeruk DAS yang menjadi penyebab banjir agar normal kembali aliran sungainya.

Menurut warga, Wawang, banjir disebabkan banyak gorong-gorong yang tersumbat, sehingga air tidak lancar mengalir dan menggenangi rumah warga dan jalan.

“Biasanya terendam, tapi sekarang banjir setinggi satu meter karena hujannya deras dan lama, juga gorong-gorong tersumbat,” ujar warga Wiyono tersebut.

Kawasan Wiyono kerap menjadi langganan banjir saat hujan turun dengan deras dan lama. Banjir hingga menggenangi jalan raya, dan menyebabkan kemacetan lalu lintas di jalan lintas barat Lampung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement