Jumat 13 Mar 2020 18:52 WIB

Jokowi: Penanganan Corona di Soekarno Hatta Sudah Ketat

Jokowi memastikan seluruh protokol dijalankan demi mencegah penyebaran corona

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Esthi Maharani
Presiden Jokowi didampingi Menteri BUMN Erick Thohir dan Menkes Terawan Agus Putranto meninjau pembersihan Masjid Istiqlal, Jumat (13/3). (Republika/Sapto Andiko Condro)
Foto: Republika/Sapto Andiko Condro
Presiden Jokowi didampingi Menteri BUMN Erick Thohir dan Menkes Terawan Agus Putranto meninjau pembersihan Masjid Istiqlal, Jumat (13/3). (Republika/Sapto Andiko Condro)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau upaya pencegahan penyebaran penyakit oleh virus corona (Covid-19) di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Jumat (13/3). Tiba di Terminal 3 sekitar pukul 14.00 WIB, presiden langsung melihat layanan penumpang di terminal keberangkatan internasional. Setelahnya, Jokowi meninjau ruang tunggu keberangkatan dan terminal kedatangan internasional. Presiden memastikan seluruh protokol dijalankan demi mencegah penyebaran Covid-19.

Jokowi pun sempat menjajal gate pemeriksaan suhu tubuh menggunakan thermo scanner dan thermo gun yang dilakukan petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Hasilnya, suhu tubuh presiden tercatat 36,8 derajat Celcius alias masih dalam batas wajar. Presiden juga sempat diberi arahan mengenai pengisian Health Alert Card atau kartu kewaspadaan kesehatan yang wajib diisi setiap penumpang internasional. Kartu ini menjadi acuan petugas medis bila suatu hari penumpang merasakan gejala yang mengarah kepada Covid-19.

"Tapi saya hanya ingin memastikan bahwa ini terus dilakukan setiap hari. Kalau (penumpang) berasal dari negara yang sudah kita waspadai, 4 negara, masuk ke pintu yang berbeda dan dicek tiga kali. Kalau dari negara di luar itu dicek 2 kali. Saya kira sebuah pengecekan yang menurut saya ketat," jelas Presiden Jokowi usai melakukan peninjauan.

Dalam peninjauan ini, presiden juga menekankan bahwa pemerintah memprioritaskan penanganan dan pencegahan penyebaran Covid-19 ini. Jokowi juga mengakui bahwa tidak semua informasi mengenai pasien, terutama jejak kontak pasien, tidak disebarkan kepada publik. Alasannya, demi menghindari keresahan dan kepanikan masyarakat.

"Kita semuanya berusaha keras tangani dan atasi. Karena virus corona tidak kenal batas negara," katanya.

Penyakit yang disebabkan virus korona ini memang telah ditetapkan sebagai pandemi global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Total, ada 117 negara yang melaporkan kasus positifnya. Angka ini melonjak tinggi dibanding pekan lalu yang baru ada 88 negara dengan konfirmasi kasus positif korona.

"Artinya sekali lagi virus ini tidak mengenal batas negara. Langkah serius telah kita ambil tetapi juga saya sampaikan, di saat yang bersamaan kita tidak ingin  menciptakan rasa panik dan keresahan. Karenanya, dalam penanganan memang kita tidak bersuara. Kita harus tetap tenang," jelas Presiden Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement