REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada yang berubah dari Rumah Sakit Pertamina Jaya (RSPJ) setelah pemerintah memutuskan perubahan layanan menjadi RS khusus penanganan virus Corona (Covid-19), Rabu (11/3). Sejak Kamis (12/3) sore hingga Jumat (13/3) siang RSPJ mengalihkan semua pasien rawat inap ke beberapa RS terdekat. RSPJ pun menyiapkan waktu selama tiga pekan hingga awal April mulai menerima pasien isolasi Covid-19.
Petugas Administrasi RSPJ, Amin Munthohar, mengatakan pengosongan pasien rawat inap ini, dibarengi dengan pemberhentian semua layanan poli, pengecekan labotatorium hingga layanan kefarmasian. Pengosongan pasien dimulai sejak Kamis kemarin. Bukan hanya pasien, semua peralatan medis yang tidak menunjang layanan penanganan Covid-19 pun akan dipindah ke RS Pusat Pertamina (RSPP).
"Total ada 27 pasien rawat inap yang kita pindahkan ke beberapa RS seperti di RSPP atau RS terdekat, seperti RS Islam Cempaka Putih, misalnya. Kemudian peralatan medis akan ikut dipindah, dan fasilitas yang dikecualikan atau ditambahkan khusus untuk penanganan Covid-19," ujar Amin, Jumat (13/3).
Ia mengungkapkan pemindahan seluruh pasien rawat inap selesai pada Jumat ini. Setelah seluruh pemindahan pasien dilakukan pelayanan medis di RSJP sementara dihentikan, dan hanya menyisakan layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD). "Selanjutnya RSJP akan kosong selama tiga pekan untuk perbaikan ruang dan sterilisasi ruangan hingga siap menerima pasien awal April," terangnya.
Perubahan RSPJ menjadi RS Penanganan Covid-19, juga ikut merubah beberapa ruangan. Setelah pengosongan pasien rawat inap dan pemindahan beberapa alat medis, serta penambahan alat medis baru, penataan sarana ruangan isolasi akan dilakukan. "Selama tiga pekan tersebut merupakan proses beralih fungsi RSPJ menjadi RS penanganan Covid-19," ungkap Amin.
Salah seorang Petugas keamanan RSPJ mengakui sejak Kamis hingga Jumat beberapa Ambulance RSPJ memang disiagakan untuk memindahkan beberapa pasien rawat inap RSPj ke RS terdekat. Dengan demikian, kata dia, per Jumat (13/3) RSJP todak lagi melayani pasien masuk rujukan dan pengecekan, kecuali IGD. Salah seorang keluarga pasien, Aminah ketika ditemui wartawan mengaku anaknya yang sedang menjalani rawat inap di RSPJ dalam proses pemindahan ke RS Islam Jakarta.
"Iya dapat infonya Kamis kemarin, kita difasilitasi Ambulance," katanya kepada wartawan. Ia mengaku tidak keberatan dengan pemindahan ini, karena tidak merubah layanan yang sudah diterima pasien di RS sebelumnya. Terkait semua prosedur pemindahan dan administrasi, Aminah menyebut, sudah diurus sama pihak RSPJ. "Jadi kami tidak perlu mengurus lagi tinggal masuk ke ruangan aja," katanya.
Menteri BUMN Erick Thohir mengunjungi Rumah Sakit Pertamina Jaya untuk meninjau pembangunan ruang fasilitas khusus bagi pasien yang membutuhkan penanganan lebih, seperti Virus Corona baru atau COVID 19. "Saya rasa bukan hanya Virus Corona, ke depan juga bisa untuk penyakit lain. Fasilitas khusus ini akan siap tiga minggu lagi, BUMN hadir ketika rakyat membutuhkan," ujar Menteri Erick Thohir di Jakarta, Rabu lalu.
Erick Thohir mengemukakan pembangunan fasilitas khusus itu juga merupakan bagian dari antisipasi penyebaran COVID 19 di dalam negeri. "Karena Corona sedang jadi pembicaraan, maka kita juga menjadi bagian dari itu," ucap Erick Thohir. Ia menambahkan fasilitas khusus yang dibangun di RSPJ itu nantinya juga dapat digunakan untuk pasien yang mengalami penurunan imunitas hingga penderita penyakit kanker.
Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika Fathema Djan Rachmat sebelumnya menyatakan siap bila RSPJ dijadikan RS penanganan Covid-19. Ia mengatakan RSJP telah menyiapkan dokter spesialis untuk paru, penyakit dalam, dan tropik infeksi. "Jadi, untuk para dokter spesialis sudah siap," imbuhnya.
Dari keseluruhan, jelas Djan, RSJp punya lebih dari 680 dokter, namun yang spesialis penyakit dalam, tropik infeksi dan paru, itu kita memiliki berkisar 50 dokter di seluruh 65 Rumah Sakit. "Namun untuk Jakarta kami memiliki berkisar 10-15 dokter spesialisnya. Artinya, kami untuk dokter tidak ada masalah," paparnya.