REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung menyebut empat orang warga Bandung berusia di bawah lima tahun meninggal akibat demam berdarah dengue (DBD). Berdasarkan data Dinkes, hingga akhir Februari jumlah penderita DBD mencapai kurang lebih 500 orang.
"Januari 248 kasus (DBD), Februari 204 kasus. Jumlah kematian Januari dua kasus usia 2 dan 3 tahun dan Februari dua kasus. Mereka sudah dalam kondisi syok masuk ke rumah sakit," ujar Kepala Dinkes Kota Bandung Rita Verita saat di Rumah Sakit Ibu dan Anak Bandung, Jumat (13/3).
Menurutnya, penyebaran DBD salah satu berada di talang-talang atau saluran air berisi air yang tidak dibersihkan. Ia mengatakan, talang merupakan tempat perindukan nyamuk yang sulit dikontrol oleh masyarakat.
"Masyarakat sudah diberitahu, jangan membersihkan tempat perindukan nyamuk yang biasa tapi talang jangan dilupakan," katanya. Upaya lain yang dilakukan yaitu mendorong tiap rumah memiliki anggota keluarga yang aktif memeriksa kondisi lingkungan rumah.
Rita menambahkan, kasus penyakit DBD tahun 2020 di Januari dan Februari relatif masih kecil dibandingkan 2019 pada bulan yang sama. "Januari tahun lalu 800 lebih kasus dan Februari 600 kasus, meninggal 14 orang selama satu tahun," katanya.
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan saluran air atau talang yang berada di permukiman padat menjadi salah satu sumber penyakit DBD. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk lebih ketat membersihkan talang-talang yang berada di lingkungan rumah.
"Salah satu di perkotaan cukup tinggi (DBD) karena talang," kata Yana. Menurutnya, pihaknya mendorong agar tiap rumah untuk terus membersihkan lingkungan agar terhindar dari penyakit DBD.