Kamis 12 Mar 2020 13:41 WIB

PAN Reformasi Imbas Rombongan Mulfachri tak Dapat Porsi

Pengamat menyebut PAN sedang di ambang perpecahan.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ratna Puspita
Ketua Dewan Kehormatan Partai  Amanat Nasional (PAN), Amien Rais, ketika hadir pada Kongres PAN di Kendari.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais, ketika hadir pada Kongres PAN di Kendari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wacana pembentukan PAN Reformasi mencuat setelah Ketua Umum PAN terpilih Zulkifli Hasan menyusun jajaran kepengurusan untuk periode lima tahun ke depan. Ide PAN tandingan ini dinilai sebagai imbas saat kelompok loyalis pesaing Zulhas, Mulfachri Harahap, tak dapat kursi di kepengurusan.

Tak hanya Mulfachri, tokoh sentral PAN Amien Rais yang mendukung Mulfachri tak lagi mendapat jabatan di partai yang pernah ia dirikan. Pada periode sebelumnya, Amien menduduki kursi dewan kehormatan. 

Baca Juga

Kini, kursi tersebut diserahkan ke Sutrisno Bachir. "Hal yang wajar jika loyalis Amien Rais dan Mulfachri ingin membuat PAN Reformasi. Karena AR dan pengikutnya dihabisi dan tidak dimasukan ke kepengurusan PAN," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin pada Republika.co.id, Kamis (12/3).

Di sisi lain, kubu Amien Rais dan Mulfachri juga menuduh Zulhas dan pendukungnya berlaku curang dalam memenangi kongres PAN yang diwarnai aksi saling lempar kursi  di Kendari beberapa waktu lalu. Ujang menilai, wacana PAN Reformasi akan terus bergulir selama Zulhas tidak mengamodasi para pendukung-pendukung Amien Rais dan Mulfachri.

Namun, Ujang menyayangkan jika PAN Reformasi itu jadi berdiri. Pusaran politik islam akan kembali terpecah seperti partai Islam lain yang pecah seperti PPP dan PKS. 

"PAN saat ini sedang di ambang perpecahan," ujar Ujang.

"Karena tak ada ruang diskusi, musyawarah, lobi, dan akomodasi kepentingan kelompok lain di kepengurusan PAN hasil kongres di Kendari yang lalu," ucap pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia tersebut.

Ketua DPW PAN Sulawesi Barat Muhammad Asri Anas menjelaskan wacana pembentukan PAN Reformasi karena kekecewaan para senior partai dan pengurus PAN di daerah atas kepemimpinan Zulkifli Hasan. Menurut dia, pada Selasa (10/3) malam, dirinya bersama para ketua DPW dan ketua DPD PAN melakukan rapat dengan politikus senior PAN Amien Rais.

"Kami rapat dengan Pak Amien Rais, saya dan para ketua DPW dan 20 ketua DPD PAN, dan ada pendiri PAN Putra Jaya, kami mendorong agar dibentuk PAN Reformasi," kata Asri Anas kepada para wartawan di Jakarta, Rabu (11/3).

Menurut dia, para kader tersebut mendesak Amien untuk mendirikan PAN Reformasi daripada mantan ketua Dewan Kehormatan PAN itu diperlakukan tidak benar dan tidak dihormati oleh Zulkifli Hasan. Ia menyebutkan salah satu sikap Zulkifli yang dianggap tidak menghormati Amien adalah tidak diajak diskusi terkait dengan kepengurusan PAN 2020—2025. Mulfachri Harahap juga tidak pernah diajak diskusi.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum PAN Demisioner Viva Yoga Mauladi mengatakan, pascakongres ke-5 PAN di Kendari, 10-12 Februari 2020, hendaknya semua pengurus dan kader partai menerima hasil kongres. Ia menyebut hasil kongres itu merupakan keputusan yang sah, legal, dan konstitusional.

Viva meminta, jika setelah kalah berkompetisi lalu merasa berkeberatan dengan hasil keputusan kongres, maka dipersilakan menggugat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. "Jangan memprovokasi pak Amien Rais menjadi cap stempel demi agenda politik pribadi dan ambisi kader yang kecewa," kata Viva dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/3).

"Bagi kader yang tidak terakomodasi di kepengurusan baru, sebaiknya menghindari untuk menjadi tukang kompor, tukang kipas, atau provokator, dengan memanfaatkan figur pak Amien Rais untuk menjadi alat legitimasi atas ketidakpuasan hasil kongres," ujar Viva menegaskan.

Viva mengklaim, Zulhas tidak mungkin menyingkirkan Amien Rais dari PAN. Bahkan kata dia, Zulhas tak pernah memiliki niat menyingkirkan Amien sebagai salah satu pendiri PAN, icon PAN, tokoh reformasi, tidak bisa dilepaskan dari PAN. "Sampai kapanpun pak Amien tidak tergantikan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement