REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan penyebaran global virus corona memang menghadirkan tantangan namun dampaknya diharapkan belum terlalu besar bagi kinerja PT Angkasa Pura II. Hal ini karena bandara-bandara PT Angkasa Pura II lebih banyak melayani penerbangan rute domestik dibandingkan dengan internasional.
Awaluddin menyebut rute domestik di bandara AP II mencapai 75 persen, sementara itu internasional hanya 25 persen.
"Seperti kita ketahui, penyebaran global corona ini lebih berdampak pada penerbangan internasional. Karena rute domestik kami jauh lebih banyak, maka dampak belum dirasa terlalu besar," ujar Awaluddin.
Ia memerinci sepanjang Januari 2020 pergerakan penumpang di 19 bandara AP II tercatat 8,01 juta penumpang atau relatif stabil dibandingkan dengan Januari 2019 yang sebanyak 8,06 juta penumpang. Kenaikan penumpang pada Februari 2020 mengalami kenaikan sebesar 0,09 persen dibandingkan dengan Februari 2019 atau dari 7,012 juta penumpang menjadi 7,018 juta penumpang.
"Khusus di Maret 2020, kami perkirakan turun tipis 0,93 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu," lanjutnya.
Awaluddin memperkirakan pergerakan pesawat juga meningkat, ia menyebut proyeksi pada Kuartal I/2020 bisa mencapai 203.064 pergerakan atau naik 9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Maskapai nasional diperkirakan menyiapkan kapasitas lebih banyak untuk penerbangan domestik, sehingga jika permintaan penerbangan rute domestik mulai tumbuh maka kapasitas sudah tersedia," katanya.
Dari sisi kinerja keuangan, PT Angkasa Pura II semakin fokus dalam menggenjot bisnis nonaeronautika antara lain melalui optimalisasi anak usaha seperti PT Angkasa Pura Propertindo, PT Angkasa Pura Kargo, PT Angkasa Pura Solusi, PT Angkasa Pura Aviasi dan PT Gapura Angkasa.
Awaluddin menjelaskan pengembangan bisnis nonaeronautika cukup penting agar perseroan tidak hanya bergantung pada bisnis aeronautika saja terlebih dengan adanya tantangan global penyebaran corona ini.
"Secara spesifik, kami juga mengimplementasikan konsep adjacent business untuk menghasilkan pendapatan dari lini bisnis baru baik itu di aeronautika mau pun nonaeronautika guna mempertahankan kinerja keuangan," ucapnya.
Awaluddin memaparkan Adjacent Business yang telah dijalankan pada tahun ini antara lain membangun bisnis bengkel pesawat (Maintenance, Repair & Overhaul/MRO), dan program strategic partnership Bandara Kualanamu.
PT Angkasa Pura II sendiri mengelola 19 bandara di Indonesia termasuk Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar dan tersibuk di Tanah Air. Jumlah pergerakan penumpang di Soekarno-Hatta sendiri setiap tahunnya mencapai sekitar 60-70 juta penumpang.