Rabu 11 Mar 2020 09:19 WIB

Komisi VI Dorong Generasi Milenial untuk Berwirausaha

Berani mengambil risiko menjadi wirausahawan merupakan langkah tepat bagi pemuda

Rep: Ali Mansur/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi motivasi pemuda menjadi wirausaha sosial muda(dok dr Gamal)
Foto: dok dr Gamal
Ilustrasi motivasi pemuda menjadi wirausaha sosial muda(dok dr Gamal)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Amin AK, mendorong generasi milenial untuk menekuni dunia wirausaha. Bagi dirinya, berani mengambil risiko dengan menjadi wirausahawan merupakan langkah tepat bagi pemuda yang ingin sukses.

"Kiprah kaum milenial saat ini akan menentukan wajah Indonesia ke depan, termasuk tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Mengacu pada data Badan Pusat Statistik, pada 2020, sekitar 83 juta atau 34 persen dari total penduduk Indonesia adalah milenial," ujar Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Selasa (10/3) lalu.

Amin juga mengingatkan, BPS juga mencatat, proporsi anak-anak muda yang menganggur paling banyak lulusan SMA dan perguruan tinggi, masing-masing mencapai 17,4 persen dan 13,1 persen. Ini muncul fenomena pengangguran terdidik di kalangan anak muda harus diantisipasi, salah satunya dengan memperbanyak wirausahawan baru.

“Agar kita bisa memperoleh benefit yang maksimal dari bonus demografi, langkah yang harus kita lakukan adalah kita menjadi Wirausaha dan menciptakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Bonus demogafi harus diisi dengan kekuatan jumlah wirausaha," tegasnya.

Maka kemudian, jika tidak, lanjut Amin,  dikhawatirkan penduduk Indonesia hanya menjadi pasar saja. Amin pun mendorong agar bisnis-bisnis rintisan saat ini bisa menjadi perusahaan besar di kemudian hari. “Masa muda adalah masa yang fleksibel. Ketika gagal, kita masih punya cukup usia untuk kembali mencoba dan terus berusaha,” kata Amin.

Lebih lanjut Amin menjelaskan, saat ini tingkat kewirausahaan Indonesia dinilai masih sangat rendah. Berdasarkan data Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Jumlah pengusaha di Indonesia baru mencapai 1,65 persen dari jumlah penduduk. Rasio tersebut jauh tertinggal dibanding dengan jumlah pengusaha yang ada di negeri jiran seperti Singapura (7 persen), Malaysia(5 persen), maupun Thailand (3 persen).

Sementara, kata Amin, negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang bahkan memiliki pengusaha lebih dari 10 persen dari jumlah populasi. Sambungnya, Idealnya jumlah pengusaha adalah 2 persen dari total populasi, tetapi untuk mencapai target pendapatan perkapita yang baik diperlukan 6,13 juta pengusaha atau sekitar 2,5 persen dari populasi.

"Saat ini jumlah wirausaha yang mapan sekitar 4 juta. Oleh karena itu kaum milenial memiliki peran dan fungsi strategis dalam mewujudkan Indonesia yang lebih maju," tutur Amin.

Apalagi, menurut Amin, generasi muda saat ini memiliki karakteristik yang antusias, semangat kompetitif, serta kemampuan beradaptasi yang tinggi dengan perkembangan teknologi sehingga Indonesia siap menghadapi revolusi industri 4.0 dan bisa bersaing secara global. Amin juga mengingatkan agar kaum milenial memperkuat kemampuan atau skill digital.

"Beradasarkan riset yang dilakukan IDN Research Institute, dalam laporan berjudul “Indonesia Millenial Report 2019”, aktivitas anak muda Indonesia saat ini sangat dipengaruhi dunia digital. Dari kuliner, traveling, hingga mencari kerja dilakukan secara daring," terangnya.

Namun sayangnya, Amin mengeluhkan, dari 63 juta UMKM di Indonesia, baru 3,97 juta yang menggunakan teknologi, sehingga program seperti ini ini bisa mendorong sektor tersebut lebih melek digital saat mengembangkan bisnis khususnya dalam hal pemenuhan kebutuhan usaha (sourcing) dan pendanaan (financing).

“Kuasai keahlian digital untuk menopang bisnis. Agar bangsa kita tidak hanya menjadi pasar bagi produk-produk dari luar,” tutup Amin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement