Senin 02 Mar 2020 19:27 WIB

PTN dan PTS Yogyakarta Tingkatkan Kewaspadaan Corona

Imbauan sebagian besar berisi larangan melakukan perjalanan ke luar negeri

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Penyebaran Virus Corona
Foto: Republika
Penyebaran Virus Corona

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Seluruh perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) di DI Yogyakarta gerak cepat meningkatkan kewaspadaan mengantisipasi virus corona. Sebagian besar diawali dengan mengeluarkan surat-surat edaran.

Imbauan sebagian besar berisi larangan melakukan perjalanan ke luar negeri bagi seluruh civitas akademika. Terutama, ke negara-negara yang selama ini sudah terdampak atau terjangkit wabah Covid-19 tersebut.

Lalu, mengimbau mereka yang baru melakukan perjalanan ke luar negeri segera memeriksakan diri ke rumah sakit. Selama 14 hari, mereka diminta membatasi interaksi baik kepada civitas akademika maupun keluarga masing-masing.

Kemudian, segera melaporkan hasil-hasil pemeriksaannya ke kelembagaan kampus masing-masing. Selanjutnya, civitas akademika diingatkan dapat menggunakan masker ketika beraktivitas dan lebih rajin mencuci tangan di ari mengalir.

Rektor Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Warsiti, misal, meminta pula civitas akademikanya berperan aktif menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat lingkungan masing-masing. Serta, langkah-langkah pencegahannya.

Selain itu, Warsiti meminta unit-unit terkait seperti Aset dan Umum membuat ketentuan agar cleaning service lebih sering melakukan bersih-bersih. Khususnya, membersihkan tempat-tempat yang sering terpegang tangan.

"Seperti meja, gagang pintu, gagang jendela, papan tombol, lift, rel tangga dan lain-lain dengan disinfektan larutan kaporit 0,1 persen sesuai dengan standar WHO," kata Warsiti kepada Republika, Senin (2/3) sore.

Sekretaris Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Gugup Krismono menuturkan, mereka telah pula menangguhkan sejumlah acara yang telah dijadwalkan untuk digelar beberapa bulan ke depan yang libatkan tamu-tamu dari luar negeri.

Baik itu mahasiswa-mahasiswa maupun dosen-dosen asing sampai situasi aman dari sisi kesehatan. Selain itu, kata Gugup, UGM sedang mempertimbangkan untuk membatalkan acara-acara tersebut karena resiko yang cukup tinggi.

"Risiko tidak bagi yang datang saja ke sini, tapi terutama kita sebagai tuan rumah yang memiliki tamu-tamu dari berbagai negara, demi kepentingan yang lebih besar menunda acara-acara yang punya resiko tinggi ke kesehatan," ujar Gugup.

UGM turut mengimbau civitas akademika aktif lakukan upaya-upaya kewaspadaan influenza, termasuk SASR dan COVID-19 di unit kerja masing-masing. Melakukan penyebaran informasi atau literasi kesehatan tanpa membuat masyarakat panik.

Gugup menekankan, unit kerja telah pula didorong menyediakan fasilitas cuci tangan memakai sabun atau berbasis alkohol di titik-titik strategis. Lalu, meminta cleaning service lebih sering bersihkan tempat yang sering terpegang tangan.

"Saat ini, kita sediakan hand sanitizer di unit-unit kerja, ruang meeting dan persensi, selain itu juga kita sediakan masker, sehingga jika diperlukan siapa saja bisa menggunakan fasilitas tersebut," kata Gugup.

Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Prof Fathul Wahid, malah sudah mewajibkan civitas akademika melakukan tindakan preventif. Dimulai dari meningkatkan kualitas perawatan kebersihan fasilitas pendidikan yang ada.

Selain itu, Fathul meminta pengurus fakultas dan unit yang mengelola fasilitas publik meningkatkan pengawasan terhadap kinerja petugas kebersihan. Seperti pengelola toilet, kamar mandi, dapur dan lain-lain.

"Setiap fasilitas cuci tangan dan cuci peralatan makan wajib dilengkapi dengan sabun dan pengering tangan atau tisu sekali pakai," ujar Fathul.

Selain menunda, UII meminta civitas akademika yang akan atau sedang lakukan perjalanan luar negeri berkoorinasi dengan kampus. Lalu, lakukan antisipasi terkait perlindungan terhadap penyebaran COVID-19 tersebut.

Fathul menegaskan, jika diperlukan termasuk meluangkan waktu untuk mengikuti karaktina yang dilakukan otoritas jika memang diminta. Isolasi diri ketika pulang, terlebih jika ada indikasi gejala seperti demam, batuk dan pilek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement