Senin 02 Mar 2020 01:00 WIB
Pameran IBF 2020

Ini Ulasan UAS tentang Sosok Said Nursi

Said Nursi dalam perjalanan hidupnya menghadapi banyak hal.

Rep: Umar Mukhtar / Red: Agus Yulianto
Ustaz Abdul Somad menghadiri sesi acara di Islamic Book Fair, JCC Senayan, Jakarta.
Foto: Republika/Umar Mukhtar
Ustaz Abdul Somad menghadiri sesi acara di Islamic Book Fair, JCC Senayan, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustaz Abdul Somad (UAS) membedah buku terjemahan berjudul Biografi Badiuzzaman Said Nursi dari judul aslinya Sirah Badi'uzzaman Said an-Nursi. Bedah buku ini dilaksanakan di panggung masjid dalam Islamic Book Fair (IBF) 2020 di JCC Senayan, Jakarta, Ahad (1/3). Ada banyak poin yang disampaikan UAS terkait buku tersebut.

UAS menyampaikan, buku itu ditulis dan disusun selama 14 tahun oleh murid-murid yang setia dengan Said Nursi. Proses penerjemahannya berlangsung selama 2 tahun oleh Saifullah Kamalie PhD dan diterbitkan oleh Risalah Nur Press. UAS menjelaskan, buku biografi ini khusus membahas tentang keimanan.

"Bilamana ada yang tidak sesuai, itu disuruh hapus (oleh Said Nursi). Jadi, editornya adalah beliau (Said Nursi) sendiri dan ini ditulis oleh murid-murid setianya saja, murid-murid pilihan Said Nursi," tutur UAS di hadapan jamaahnya.

photo
Ustaz Abdul Somad

UAS menerangkan, Said Nursi dalam perjalanan hidupnya menghadapi banyak hal. Yang dihadapi adalah mimbar parlemen. Saat itu muncul pernyataan bahwa agama adalah racun. Situasi di negaranya saat itu ada pihak yang sekuler-liberal dan ada yang komunis.

UAS juga ingat apa yang dikatakan Said Nursi ketika dipuji kecerdasannya. "Ketika dipuji kecerdasannya, katanya adalah, 'khasiat anggur yang lezat tidak dicari pada tangkainya yang kering. Akulah tangkai kering, yang lezat adalah Alquran,'" katanya sembari menambahkan bahwa Nursi adalah desa kelahiran Said yang bernama Nurs, dan ia lahir pada 1877.

Nursi, UAS melanjutkan, juga pernah bermimpi di mana dunia saat itu seolah kiamat dan hancur berkeping-keping. Namun, Nursi selamat dan bersama wali, lalu bertemu majelis Rasulullah.

UAS mengungkapkan, tiap tokoh-tokoh besar itu ada sesuatu. Nabi Ibrahim saat diperintah menyembelih anaknya pun lewat mimpi. "Mimpi adalah cara Allah mengirimkan ilham," tutur dia.

Begitu banyak hal baik yang dapat dicontoh dari Nursi. UAS mencontohkan bahwa Nursi kuat dalam hal riyadah. Makna riyadah di sini bukan kuat berolah raga melainkan kuat spiritualnya, seperti puasa sunah, bicaranya tak banyak, sedikit makan, dan sedikit mencintai dunia. Dari gaji yang diperoleh, Nursi hanya mengambil untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan hidupnya.

Keistimewaan Nursi yang lain, ujar UAS, adalah sanggup menghafal setelah hanya dua kali membaca. Bahkan, Nursi juga hafal kitab Jam’ul Jawami’ karya Imam as-Subki. Sehingga, kakaknya yang semula menjadi sumber inspirasi bagi Nursi pun berguru kepadanya.

Selanjutnya, Nursi dalam hidupnya juga pernah berdebat dengan ulama-ulama yang dikirim oleh Mustafa Pasha, seorang pemimpin militer Kesultanan Utsmaniyah, yang dikenal angkuh dan sombong. Suatu kali Nursi datang menemui Mustafa bermaksud untuk mengalahkannya dari sisi keilmuan. Lantas, Mustafa mengirim banyak ulama.

"Nursi dengan tenang menikmati tehnya. Dalam perdebatan itu, semua pertanyaan bisa dijawab oleh Nursi, sedangkan mereka (ulama-ulama dari Mustafa Pasha) sibuk membuka-buka buku dan mereka mengaku kalah," kata UAS.

Nursi, ucap UAS, juga pernah ditanya oleh seorang mufti tentang Eropa dan Turki Utsmani. "Apa jawabannya (Said Nursi)? Eropa mengandung Islam dan pada masanya akan melahirkan negara Islam. Utsmani mengandung Eropa dan pada masanya akan melahirkan Eropa," kata UAS menyampaikan jawaban Nursi.

Saat ini, menurut UAS, hal itu sudah terlihat. Negara-negara Eropa, yang semula tidak berpenduduk Islam, kini banyak penduduk Islamnya. Untuk menghalangi tumbuhnya Islam, UAS mengatakan, dimunculkanlah Islamofobia.

Nursi juga tidak gentar menghadapi kematian. Bahkan, saat dia divonis mati oleh hakim, Nursi mengatakan bahwa seandainya ia punya seribu nyawa pun akan dikorbankan satu per satu nyawanya itu untuk perjuangan Islam.

Nursi juga berpandangan bahwa istana seorang penguasa harus diubah menjadi universitas, dan membangun istana yang biasa-biasa saja. "Tinggalkan duniamu sebelum dunia meninggalkanmu. Keluarkan zakat umur sebelum berpindah umurmu." Artinya, UAS menerangkan, umur bagi Nursi seperti zakat yang harus dikeluarkan untuk kebaikan di jalan Allah.

Pesan Nursi untuk tentara, UAS melanjutkan, adalah menghindari perbuatan maksiat. Sebab, jika sekali saja melakukan perbuatan maksiat, jutaan masyarakat Turki akan menanggungnya dan ratusan juta Muslim di luar Turki juga ikut menanggung.

Poin UAS berikutnya adalah Nursi punya pandangan bahwa politik bisa menjadi pelayan bagi hakikat Islam. Maksud hakikat Islam dalam hal ini, kata UAS, adalah keadilan dan memerangi kebodohan, tetapi jangan menjadikan Islam untuk mencapai tujuan politik.

"Ada saatnya menghadapi politik, ada saatnya menghindari politik," kata UAS menyampaikan ungkapan Nursi.

Kemudian, Nursi punya juga pendapat sendiri soal agama dan nasionalisme. Bagi Nursi, menurut UAS, semangat beragama adalah hak dasar orang banyak, sementara nasionalisme adalah pelindung dan melayani kekuatan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement