Sabtu 29 Feb 2020 18:59 WIB

Kasus Corona di Indonesia Diduga Tidak Terlaporkan

Bisa saja keberadaan kasus tersebut tidak terlaporkan ke pemerintah

Rep: Rizkyan adiyudha/ Red: Hiru Muhammad
Sebanyak tujuh juta jamaah umrah masuk ke Arab Saudi tiap tahunnya. Mulai Kamis (27/2), Saudi menghentikan sementara izin umrah sebagai langkah meminimalisir penyebaran virus corona jenis baru Covid-19.
Foto: AP
Sebanyak tujuh juta jamaah umrah masuk ke Arab Saudi tiap tahunnya. Mulai Kamis (27/2), Saudi menghentikan sementara izin umrah sebagai langkah meminimalisir penyebaran virus corona jenis baru Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia dan Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia, Hermawan Saputra angkat bicara terkait belum adanya kasus positif Corona di nusantara. 

Menurutnya, bisa saja keberadaan kasus tersebut tidak terlaporkan kepada pemerintah oleh masyarakat. "Kami menyebutnya //under reporting// atau sesuatu yang tidak terlaporkan. Boleh jadi seperti itu, tapi ini masih praduga," kata Hermawan Saputra dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Sabtu (29/2).

Dia mencontohkan, ketika ada seseorang yang terpapar virus Corona dan meninggal namun tidak dapat dilakukan otopsi pihak terkait karena tidak mendapat izin keluarga. Dia mengatakan, hal tersebut membuat keberadaan kasus Corona tidak terlaporkan kepada pemeintah.

Secara keseluruhan, dia mengungkapkan  terdapat tiga teori pendekatan yang dilakukan pegiat dan analis kesehatan untuk mencari tahu apakah Indonesia sudah terinfeksi virus mematikan itu. Selain teori diatas, ada juga kemungkinan gagalnya deteksi di Indonesia.

Dia mengatakan, hal tersebut membuat keberadaan virus Covid 19 belum terlihat di tanah air. Dia melanjutkan, teori ketiga adalah //dismatch// atau ketidaksamaan standar antara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan program yang dikembangkan di Indonesia.

Hermawan mengungkapkan, orang yang terinfeksi Covid-19 tidak selalu meninggal dan menunjukkan gejala pada umumnya atau bahkan tidak selalu jatuh sakit. Tetapi,  orang itu menyimpan virus tersebut. Kondisi itu bisa terjadi karena tergantung imunitas dan lingkungan sekitar.

"Artinya kasus itu sangat spesifik. Di Indonesia itu memang karena geospasia dan iklim kita yang berbeda, sebabnya semua kemungkinan bisa saja terjadi," katanya.

Hermawan mengatakan, di Asia tenggara boleh jadi tinggal Indonesia saja yang belum terpapar virus tersebut. Berdasarkan catatannya, per Kamis (27/2) lalu ada 22 kasus Corona sudah ditemukan di Malaysia, Australia 22 kasus, Singapura 92 kasus, Thailand 30-an lebih, Filipina sekitar empat kasus, Vietnam sudah lebih banyak dan seterusnya.

Dia mengatakan, kasus Corona kemudian melompat antar benua. Ketika tak ada tanda-tanda mengkhawatirkan, tidak ada indikasi bertahap, tiba-tiba terjadi di Iran dan Italia. Sementara Korea Selatan dia nilai wajar ada sekitar 1200 kasus karena letak negaranya yang berdekatan dengan China.

Badan kesehatan dunia, WHO meningkatkan kesiagaan level risiko penularan dan risiko dampak dari virus Covid-19 untuk skala global menjadi sangat tinggi atau setara dengan China. Peningkatan status ini menyusul kasus baru virus Corona di dunia per Jumat (28/2) yang mencapai 1.027 orang.

Berdasarkan laporan situasi harian resmi WHO per 28 Februari 2020 yang dikutip di Jakarta, Jumat (28/2), total kasus Corona secara global mencapai 83.652 dengan 1.358 penambahan kasus baru.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement