Sabtu 29 Feb 2020 12:50 WIB

11 Titik Panas Karhutlah Masih Kepung Pesisir Riau

Jumlah titik panas di Riau sebenarnya terus menunjukkan tren penurunan.

Petugas menangani kebakaran hutan dan lahan di Desa Merbau, Kecamatan Bunut, Pelalawan, Riau.
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Petugas menangani kebakaran hutan dan lahan di Desa Merbau, Kecamatan Bunut, Pelalawan, Riau.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU - - kebakaran hutan dan lahan, masih mengepung pesisir Riau. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sabtu (29/2) mendeteksi adanya 11 titik panas yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan yang menyebar di wilayah pesisir Provinsi Riau.

Analis BMKG Stasiun Pekanbaru Putri Santy Siregar dalam keterangan tertulis yang diterima di Pekanbaru, menyatakan, titik-titik panas indikasi Karhutla dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen itu menyebar di Kabupaten Kepulauan Meranti, Kabupaten Rokan Hilir dan Kota Dumai. Seluruh wilayah itu berhadapan langsung dengan Selat Malaka dan Negeri Jiran Malaysia serta Singapura.

"Titik panas terbanyak ada di Kepulauan Meranti sebanyak tujuh titik, kemudian Rokan Hilir tiga titik serta Dumai satu titik panas," tambahnya.

Meskipun begitu, dari 11 titik panas Putri Siregar menjelaskan, hanya empat titik yang terdeteksi sebagai titik api atau indikasi kuat adanya kebakaran dengan tingkat kepercayaan di atas 70 hingga 100 persen. Ke empat titik api tersebut berada di Kepulauan Meranti tiga titik dan Rokan Hilir satu titik api.

Jumlah titik panas di Riau sebenarnya terus menunjukkan tren penurunan, setelah pada Kamis lalu (27/2) terdeteksi sebanyak 43 titik panas. Kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau menjadi perhatian pemerintah pusat karena dampaknya dinilai sangat merugikan berbagai sektor.

Beberapa waktu sebelumnya Kepala Polri Jenderal Idham Azis dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengunjungi Riau untuk melihat kesiapan aparat setempat untuk menanggulangi Karhutla. Kedatangan Presiden Joko Widodo ke Riau sepekan silam juga untuk memastikan potensi kebakaran hutan dan lahan ditangani dengan baik, selain untuk melakukan agenda lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement