Sabtu 29 Feb 2020 10:33 WIB

Kesadaran Warga Bantul Kelola Sampah Semakin Meningkat

Tren pelatihan untuk mengelola sampah secara mandiri selalu meningkat

Aktivitas bank sampah Mandiri Sejahtera di wilayah RW. 04, Desa Berdaya Bausasran, Kecamatan Danurejan, Yogyakarta.
Foto: rumah zakat
Aktivitas bank sampah Mandiri Sejahtera di wilayah RW. 04, Desa Berdaya Bausasran, Kecamatan Danurejan, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan kesadaran masyarakat setempat dalam mengelola sampah secara mandiri sejak dari sumbernya menunjukkan peningkatan. Hal ini sejalan dengan gencarnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah setempat.

Kepala DLH Bantul Ari Budi Nugroho mengatakan tren permohonan masyarakat untuk pelatihan dan fasilitasi pembentukan kelompok pengelola sampah dan cara mengelola sampah secara mandiri selalu meningkat dari waktu ke waktu.

"Itu menjadi salah satu indikator yang menunjukkan bahwasanya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang mandiri dan tidak tergantung pada pemerintah itu semakin meningkat," katanya, Sabtu (29/2).

Menurut dia, peningkatan kegiatan pengelolaan sampah mandiri tersebut diindikasikan banyak munculnya kegiatan-kegiatan di tingkat desa, seperti Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) pengelola sampah, adanya bank sampah dan sedekah sampah di kelompok masyarakat.

"Sementara kalau dari swasta juga ada kepeduliannya lewat CSR-CSR, sehingga memang sampah itu sekarang sudah menjadi perhatian kita semua, karena kalau tidak tertangani akan menjadi masalah tidak hanya lingkungan, tapi kalau berkelanjutan juga pada generasi kita dan ketahanan bangsa," katanya.

Dia mengatakan upaya pemda mendorong masyarakat mengelola sampah mandiri telah gencar dilakukan melalui promosi, sosialisasi, serta penyuluhan kepada mereka sehingga tergugah menangani sampah sejak dari sumber atau rumah tangga.

"Jadi intinya sampah adalah urusan kita bersama, tidak hanya urusan dari pemda, dan kita harus menerus kemudian berkelanjutan tiada henti ibarat kita memberikan penyuluhan atau sosialisasi kepada 10 orang memang tidak bisa dijamin 10 orang langsung tertarik, tapi paling tidak satu atau dua orang sudah bagus," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement