REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan 31 persen dari 125 orang yang meninggal dan hilang akibat bencana selama periode Januari hingga Februari 2020 adalah anak-anak.
"Sebanyak 123 orang meninggal dan dua orang hilang dengan perincian 31 persen anak-anak, 48 persen dewasa, dan 21 persen lanjut usia," kata Agus dalam jumpa pers yang diadakan di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (28/2).
Agus mengatakan korban meninggal dan hilang pada Januari sebanyak 96 orang dan pada Februari sebanyak 29 orang. Kebanyakan dari mereka meninggal dan hilang akibat banjir dan tanah longsor.
Sebanyak 75 persen korban meninggal dan hilang akibat banjir, 14 persen akibat tanah longsor, tujuh persen akibat banjir dan tanah longsor, tiga persen akibat puting beliung, dan satu persen akibat kebakaran hutan dan lahan.
"Kejadian bencana yang paling banyak menimbulkan korban jiwa adalah banjir dan tanah longsor di Jabodetabek dan Banten pada 1 Januari 2020 dan 25 Februari 2020, yaitu 71 orang," tuturnya.
Agus mengatakan selama periode 1 Januari 2020 hingga 27 Februari 2020 terjadi 652 bencana di seluruh Indonesia. Yang paling banyak adalah bencana hidrometeorologi, yaitu sebanyak 99,85 persen.
Selain banjir, tanah longsor, gelombang pasang, dan puting beliung, bencana hidrometeorologi yang terjadi juga kebakaran hutan dan lahan. BNPB mengadakan jumpa pers terkait dengan penanganan bencana selama Januari hingga Februari 2020. Selain bencana alam, dalam jumpa pers tersebut juga dipaparkan penanganan COVID-19 dan kontaminasi radioaktif di Serpong, Tangerang Selatan.