Kamis 27 Feb 2020 13:37 WIB

Banjir Karawang Mulai Surut, Warga Masih Waswas

Masyarakat dan petugas mengantisipasi banjir kembali datang.

Rep: zuli Istiqomah/ Red: Hiru Muhammad
tampak salah satu rumah warga  yang masih terendam banjir Rabu (26/2)
Foto: dok istimewa
tampak salah satu rumah warga yang masih terendam banjir Rabu (26/2)

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG — Bencana banjir melanda beberapa wilayah seiring meningkatnya curah hujan, termasuk di Kabupaten Karawang. Hingga Rabu (26/2) kemarin, 26 kecamatan terdampak banjir hingga Pemerintah kabupaten Karawang menetapkan status tanggap darurat bencana. 

Salah satu wilayah banjir yang cukup parah di Perumahan Purwasari Regency. Perumahan ini kerap menjadi langganan banjir saat musim hujan tiba. Setelah dilanda banjie beberapa hari, genangan air pun mulai surut.

Salah seorang warga di Perumahan Purwasari Regency, Kecamatan Purwasari, Andri Risbiyanto (35) mengatakan sejak Rabu (26/2) malam, air berangsur-angsur surut hingga siang ini. Meski demikian, ia mengaku masih was-was air kembali datang. “Alhamdulillah sudah mulai surut, tapi was-was juga banjir lagi. Cuaca masih mendung terus,” kata Andri kepada Republika, Kamis (27/2). 

Menurutnya, banjir terjadi sejak Senin (24/2) kemarin. Warga perumahannya yang terdampak banjir sebanyak 425 KK dengan jumlah jiwa sebanyak 920 orang. Warga sebelumnya mengungsi ke pondok pesantren yang dekat dengan perumahan. Andri mengatakan petugas kewilayahan dan BPBD serta kepolisian juga masih bersiaga di posko siaga banjir di perumahannya. 

Bersama masyarakat petugas masih mengantisipasi dikhawatirkan banjir kembali terjadi. “BPBD Kecamaran bersama TNI Polri masih stay di posko banjir. Untuk posko siaga banjir katanya masih dibuka terus karena tanggap darurat bencana satu minggu,” tuturnya. 

Menurutnya saat ini ia dan warga sekitar mulai kembali ke rumah karena air sudah surut. Warga mulai bersih-bersih rumah dan barang-barang yang terendam air. Meskipun kebanyakan perabotan di rumahnya rusak akibat terendam air banjir. Ia menambahkan selama banjir tidak bisa melakukan aktivitas selama ini. Ia terpaksa tidak bisa masuk kerja seperti biasanya. Zuli Istiqomah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement