REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyatakan adanya 43 titik panas tersebar di Provinsi Riau pada Kamis (27/2), yang menjadi indikasi awal terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Prakirawan BMKG Stasiun Pekanbaru, Putri Santy Siregar, dalam pernyataan pers menyatakan, 43 titik panas tersebut telah terpantau satelit Terra Aqua pada pukul 06.00 WIB, yang lokasinya tersebar di empat kabupaten dan kota setempat. Titik panas paling banyak di daerah pesisir utara, yakni Kabupaten Kepulauan Meranti dengan 24 titik panas. Kemudian di Kota Dumai ada 13 titik, Bengkalis empat titik dan Pelalawan dua titik.
Dari jumlah tersebut ada 30 titik yang memiliki tingkat keakuratan di atas 70 persen, sehingga dipastikan adalah titik api kebakaran besar. Di Meranti terpantau ada 19 titik, dan Dumai 11 titik. Bahkan, di Meranti ada empat titik dengan keakuratan 100 persen, dan dua titik di Dumai.
Pada hari ini, BMKG memprakirakan Riau cerah berawan dan tidak ada peluang hujan, sehingga potensi karhutla bisa sangat tinggi. Pantuan di Pekanbaru juga terdapat kebakaran lahan, tetapi belum terpantau satelit. Lokasi kebakaran berada di pinggir kota, yakni di Jalan Nelayan Ujung Kecamatan Rumbai. Kebakaran lahan terjadi sejak Rabu (26/2) siang di lahan gambut yang memiliki tutupan semak belukar. Unsur dari TNI, Polri dan pemadam kebakaran Pekanbaru masih berusaha memadamkannya. Provinsi Riau kini sudah meningkatkan status menjadi siaga darurat Karhutla hingga akhir bulan Oktober 2020.