Kamis 27 Feb 2020 09:03 WIB

DPR: Anggaran Rp72 M untuk Influencer Harus Transparan

Legislator mengingatkan penggunaan anggaran Rp72 M untuk influencer harus transparan.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Bayu Hermawan
Hendrawan Supratikno
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Hendrawan Supratikno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno meminta penggelontoran insentif sebesar 72 miliar dalam mempromosikan pariwisata Indonesia harus terukur efektivitasnya. Hendrawan mengingatkan penggunaan dana tersebut juga harus transparan.

"Ya mudah-mudahan dampak insentif yang diberikan lebih besar dari biaya insentifnya. Semua harus terukur di tengah kesulitan APBN dan harapan meningkatkan kualitas belanja. Bila tidak maka insentif tersebut bisa dipersepsi sebagai langkah yang kurang bermakna," kata Hendrawan saat dihubungi melalui pesan singkat, Kamis (27/2).

Baca Juga

Hendrawan mengakui, saat ini perang global di bidang pariwisata kian besar. Adanya isu soal virus Corona pun menyebabkan pukulan telak. Sehingga, Indonesia sebagai negara yang mengandalkan pariwisata harus benar-benar menerapkan strategi yang tepat.

"Perang pencitraan semakin penting di kancah global. Sifatnya tentu temporer. Dari  studi ttg sebaran wabah virus, rata-rata pukulan terberat terjadi selama 2 kuartal," ujarnya.

Sementara itu, Politikus PKS Mardani Ali Sera mengatakan, penggunaam 72 miliar harus transparan. Ia menilai, harus jelas alat ukur keberhasilan untuk para Influencer yang dibayar. Lalu, Mardani juga menilai perlu jelasnya destinasi yang diprioritaskan.

"Perlu jelas dan transparan pengunaan dana 72 M itu. Kedua, harus jelas alat ukur keberhasilannya. Ketiga, destinasi apa yang diprioritaskan," kata Mardani.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menjelaskan anggaran sebesar Rp 72 miliar untuk promosi wisata tidak hanya digunakan untuk membayar influencer. Ia mengatakan, anggaran tersebut juga dipakai untuk berbagai komponen lainnya yang dapat mendukung promosi pariwisata termasuk travel agent dan travel operator.

Menurut dia, promosi ini ditargetkan untuk menarik wisatawan mancanegara ke destinasi wisata Indonesia yang saat ini tengah lesu akibat wabah virus corona.

"Ini lebih ke international market. Ini yang Rp72 miliar itu bukan untuk influencer aja, ada banyak komponen promosi. Jadi 72 itu untuk promosi, fam trip, untuk pengenalan destinasi wisata. Salah satunya, influencer," jelas dia di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Rabu (26/2).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement