Rabu 26 Feb 2020 14:41 WIB

Hampir Sebulan, Banjir Tanggulangin tak Kunjung Surut

Banjir Tanggulangin tak kunjung surut karena kondisi wilayahnya yang cekung

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Siswa melintasi banjir yang tak kunjung surut di Desa Kedungbanteng, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (7/2/2020).
Foto: Antara/Umarul Faruq
Siswa melintasi banjir yang tak kunjung surut di Desa Kedungbanteng, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (7/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Subhan Wahyudiono mengungkap penyebab banjir di kawasan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo tidak kunjung surut. Padahal sudah hampir sebulan, Desa Kedung Banteng dan Banjar Asri Kecamatan Tanggulangin, digenangi banjir, walaupun tidak terlalu tinggi.

Subhan menyebut, salah satu alasan banjir menggenangi dua desa tersebut adalah karena kondisi wilayahnya yang cekung. Sehingga ketika hujan turun, air menggenang di sana. "Di daerah itu kondisi tanahnya cekung, sehingga airnya tidak bisa mengalir dan mengendap hingga terjadi banjir," kata Subhan di kantornya, Sidoarjo, Rabu (26/2).

Penyebab lainnya, lanjut Subhan, karena serapan di wilayah sekitar, telah diuruk untuk pengerjaan proyek Lapindo. Sehingga, air yang terlanjur menggenangi dua desa dimaksud, sulit meresap ke dalam tanah.

Subhan mengaku, BPBD Jatim sudah mengerahkan bantuan bagi BPBD Sidoarjo, unuk mengurangi genangan air, dengan menerjunkan delapan pompa air berkapasitas besar. Pompa itu diharapkan mampu mengurangi debit air di dua desa terdampak banjir.

"Namun, intensitas hujan yang tinggi tidak membuat banjir surut. Bu Gubernur langsung meminta kami untuk ikut terjun menangatasinya, mengingat ini kondisi darurat telah sebulan banjir," ujarnya.

Diakuinya, genangan yang terjadi di dua desa itu selama sebulan dikarenakan curah hujan tinggi beberapa bulan terakhir ini. Ketinggian air mencapai sekitar 10-30 sentimeter, membuat permukiman, jalan raya, dan ladang sawah milik warga terendam.

"Tapi ketinggian air saat ini berangsur menurun, sekitar 10-15 sentimeter. Tapi genangan air itu kembali tinggi ketika hujan turun, karena memang daerahnya cekung," kata Suban.

Pemerintah Kabupaten Sidoarjo sebelumnya menetapkan status tanggap darurat terkait banjir di dua desa tersebut. Penetapan status seiring perkembangan tak kunjung surut banjir dalam waktu sebulan.

Camat Tanggulangin, Sidoarjo, Sabino Mariano mengatakan sejak ditetapkannya status tanggap darurat, semua elemen kebencanaan baik relawan, maupun petugas BPBD Sidoarjo dan provinsi berupaya mengurangi genangan banjir di lokasi. Meskipun tetap kesulitan, karena aliran sungai di sekitar, juga debit airnya tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement