Rabu 26 Feb 2020 13:23 WIB

Belajar Kebencanaan di Tenda Pendidikan Bencana

Tenda Pendidikan Bencana ini menjadi yang pertama di Indonesia.

Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa.
Foto: Dokumen.
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, terus mengupayakan penurunan Indeks Risiko Bencana (IRB). Dalam satu upaya yang dilakukan adalah dengan mendirikan Tenda Pendidikan Bencana, yang berlokasi di kantor BPBD Jatim, Jalan Letjend S. Parman nomor 55, Waru, Sidoarjo. Tenda Pendidikan Bencana ini menjadi yang pertama di Indonesia.

"Jadi Tenda Pendidikan Bencana itu cuma ada di Jatim, satu-satunya di Indonesia. Nggak ada BPBD lain yang punya Tenda Pendidikan Bencana ini," ujar Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Subhan Wahyudiono ditemui di kantornya, Rabu (26/2).

Subhan menegaskan, Tenda Pendidikan Bencana merupakan inovasi dari Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, dalam upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat, terkait kebencanaan. Sehingga, masyarakat bisa benar-benar memiliki kewaspadaan tinggi, terkait potensi bencana di wilayahnya. 

"Karena orang yang selamat saat terjadi bencana itu adalah orang yang mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan kewaspadaan tinggi, dalam menyikapi ancaman bencana di daerahnya. Itu sekitar 35 persen," kata Subhan.

Subhan kemudian menunjukkan apa saja peralatan yang ada di Tenda Pendidikan Bencana, dalam upaya mengedukasi masyarakat terkait kebencanaan. Dimana terdapat layar sentuh yang memuat informasi kebencanan. Mulai bencana alam meteorologi atau yang berhubungan dengan iklim, seperti kekeringan, banjir, dan sebagainya.

Disediakan pula layar sentuh yang menjelaskan informasi bencana alam geologi, atau bencana alam yang terjadi di permukaan bumi seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor, dan gunung meletus. Masyarakat tinggal memilih, informasi seputar bencana apa yang ingin diketahui. Informasi yang ke luar, tidak saja dalam bentuk tulisan, tetapi juga dalam bentuk audio.

"Jadi semuanya memang didesain dengan berbasis teknologi digital. Tujuannya unuk memudahkan masyarakat dalam belajar kebencanaan," ujar Subhan.

Tidak saja disediakan informasi terkait berbagai mecam bencana, tetapi juga diinformasikan terkait langkah-langkah yang harus diambil ketika terjadi bencana. Selain itu, disediakan pula peta-peta potensi bencana seperti gunung aktif, potensi longsor, banjir, kekeringan, dan sebagainya. Masyarakat juga diedukasi terkait alat-alat yang biasa digunakan dalam proses evakuasi.

Selain edukasi, masyarakat juga akan dimanjakan wahana permainan, yang disediakan di sekitar tenda. Mulai panjat dinding, flying fox, hingga wahana swafoto, yang juga berkaitan dengan kebencanaan. BPBD Jatim juga menyediakan bingkisan secara gratis, yang dibagikan kepada masyarakat yang berkunjung.

"Kita kasih bibit pohon secara gratis kepada semua yang berkunjung. Jadi program jangka panjangnya memang penghijauan. Nanti mereka menanam pohon itu di halaman sekolah, di halaman rumah, atau di daerah sekitar tempat tinggalnya," kata Subhan.

Subhan mengungkapkan, Tenda Pendidikan Bencana tersebut memang belum diresmikan. Rencananya, tenda tersebut baru akan diresmikan pada Maret 2020. Namun, kata dia, hingga kini telah banyak masyarakat yang berkunjung ke sana. Utamanya, siswa sekolah TK, SD, hingga SMP untuk belajar terkait kebencanaan.

"Ini kan bagus. Jadi kita memberikan pengetahuan terkait kebencanaan sejak dini. Supaya nanti masyarakat lebih waspada terhadap potensi bencana di wilayahnya," ujar Subhan.

Subhan menekankan, Pemprov Jatim memang sungguh-sungguh dalam penyelnggaraan penanggulangan bencana. Itu, sesuai janji politik Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa yang masuk ke dalam Program Nawa Bhakti Satya, pada poin ke-9, yakni Jatim Harmoni.

"Itu juga ditindaklanjuti dengan RPJMD 2020-2024. Jadi satu-satunya gubernur yang sudah memasukkan pengurangan indeks risiko bencana di RPJMD cuma Gubernur Jatim. Masuk di indeks kinerja utama," kata Subhan.

Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menargetkan, skor IRB Jatim pada 2020 menjadi 135 persen atau turun sekitar 11,4 persen dari realisasi IRB Jatim 2018. “Targetnya menurun, pastinya,” ujar Khofifah.

Khofifah menegaskan, Pemprov Jatim akan melakukan program prioritas kebencanaan pada 2020. Di antaranya peningkatan Desa Tangguh Bencana, penguatan peringatan dini bencana, pemenuhan kebutuhan dasar saat darurat bencana, dan pemulihan sarana prasarana pascabencana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement