Rabu 26 Feb 2020 00:11 WIB

Tenaga Honorer Gugat UU ASN ke MK

Gugatan karena UU ASN tidak mengatur status dan kedudukan tenaga honorer.

Ilustrasi guru honorer. Pegawai honorer guru dan perawat mengajukan permohonan pengujian UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) ke Mahkamah Konstitusi. Sebab, UU ASN tidak mengatur status dan kedudukan tenaga honorer.
Ilustrasi guru honorer. Pegawai honorer guru dan perawat mengajukan permohonan pengujian UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) ke Mahkamah Konstitusi. Sebab, UU ASN tidak mengatur status dan kedudukan tenaga honorer.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pegawai honorer guru dan perawat mengajukan permohonan pengujian UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) ke Mahkamah Konstitusi. Sebab, UU ASN tidak mengatur status dan kedudukan tenaga honorer.

Kuasa hukum Mahmudin dkk, Hechrin Purba, di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Selasa (25/2), mendalilkan UU ASN hanya merumuskan dua jenis hubungan kerja. Yakni, pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu.

Baca Juga

Pasal 99 ayat (1) dan ayat (2) UU ASN mengatur PPPK tidak serta merta diangkat menjadi CPNS, melainkan harus mengikuti proses seleksi terlebih dahulu. "Para pemohon selaku tenaga honorer tidak dapat mengikuti seleksi CPNS karena terbentur persyaratan. Selain itu, UU ASN tidak mengatur suatu sistem peralihan dari aturan sebelumnya tentang proses pengangkatan tenaga honorer menjadi CPNS,” kata Hechrin Purba.

Untuk itu, menurut pemohon, Pasal 99 ayat (1) dan ayat (2) UU ASN menimbulkan tindakan diskriminasi serta hilangnya jaminan pemenuhan HAM tenaga honorer. Sebelumnya pada UU Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan, perjanjian kerja pegawai kontrak diterapkan atas jangka waktu dan selesainya pekerjaan.

Sedangkan UU ASN tidak memberikan batasan waktu mengenai berapa lama seseorang dikontrak sebagai PPPK dalam suatu instansi pemerintah. Menurut pemohon, ini menyebabkan banyak tenaga honorer berada di posisinya tanpa kejelasan cukup lama.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement