Senin 24 Feb 2020 23:00 WIB

Hapsari: Kekerasan Perempuan di Sumut Cenderung Meningkat

Lemahnya penegakan hukum terhadap para tersangka menjadi salah satu penyebab.

Ilustrasi Kekerasan Terhadap Perempuan
Foto: Pixabay
Ilustrasi Kekerasan Terhadap Perempuan

REPUBLIKA.CO.ID,MEDAN -- Himpunan Serikat Perempuan Indonesia (Hapsari) mencatat kekerasan terhadap perempuan baik dalam bentuk kekerasan dalam rumah tangga maupun kekerasan seksual masih terus terjadi di Indonesia khususnya di Sumatera Utara. Relasi yang tidak setara dan masih kuatnya budaya patriarki serta rendahnya edukasi tentang perlindungan terhadap perempuan ditengarai menjadi salah satu faktor masih tingginya kekerasan terhadap perempuan. 

Berdasarkan catatan dari Hapsari, di tahun 2018-2019 ada 266 kekerasan terhadap perempuan yang terjadi. Yang mana 133 kasus di antaranya didampingi oleh Hapsari.

Lemahnya penegakan hukum terhadap para tersangka menjadi salah satu penyebab masih tingginya kekerasan terhadap perempuan. "Bahkan kekerasan terhadap perempuan cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya," kata Koordinator Himpunan Serikat Perempuan Indonesia (Hapsari) Sumut Sri Rahayu dalam konferensi pers Catatan Tahunan Hapsari di Medan, Senin (24/2).

Pelayan terintegrasi terhadap para korban dinilai menjadi salah satu solusi untuk menekan kekerasan terhadap perempuan. Dengan pelayanan yang terintegrasi dari seluruh stakeholder baik dari organisasi perempuan, pemerintah dan penegak hukum dinilai menjadi solusi ampuh.

"Kekerasan terhadap perempuan akan terus meningkat jika layanan terhadap korban tidak terintegrasi. Karena kekerasan yang terjadi tidak hanya menjadi tanggung jawab LSM atau organisasi perangkat daerah yang punya fokus terhadap isu tersebut," ujarnya.

 

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement