REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Indonesia (BMKG), Dwikorita Karnawati prihatin dengan insiden hanyutnya siswa-siswi SMPN 1 Turi, Sleman, saat melakukan kegiatan susur Sungai Sempor, Sleman. Dwikorita mengatakan, seharusnya pihak sekolah berkonsultasi dengan BMKG sebelum melakukan kegiatan alam.
Dwikorita mengungkapkan, padahal BMKG telah menginformasikan prediksi cuaca di wilayah DI Yogyakarta, yang akan masuk puncak musim hujan. "Pihak sekolah belum konfirmasi ke BMKG. Petugas disini tidak menerima konfirmasi sebelumnya dari pihak sekolah," kata Dwikorita di BMKG Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta, Sleman, Sabtu (22/02).
Dwikorita menyebut, informasi prakiraan cuaca sudah disampaikan sejak satu pekan sebelum kejadian. Bahkan, Informasi tersebut diingatkan tiap tiga jam sekali.
"Tentunya kami merasa sangat prihatin. Sudah ada teknologi dan informasi. Dan Informasi itu sudah disebarluaskan melalui berbagai media seperti sosmed, radio dan televisi dan bisa ditelpon langsung ke BMKG. Namun nampaknya juga masih terjadi korban," ujarnya.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas menyusuri sungai. Sebab, tujuh hari ke depan diperkirakan masih berpotensi hujan sedang hingga lebat. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk selalu waspada. Hal ini dilakukan agar kejadian serupa tidak terjadi kembali.
"Potensi banjir bandang dan longsor biasanya terjadi di kaki atau lereng Gunung Merapi. Mohoh masyarakat silahkan beraktivitas, tapi mohon selalu memonitor info cuaca di berbagai kanal," jelasnya.