REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Korban jiwa akibat penularan penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), bertambah menjadi dua orang. Jumlah warga yang terserang DBD sejak awal tahun hingga Kamis (20/2) tercatat 212 orang di Kabupaten Lembata.
"Sebelumnya hanya satu korban, anak-anak, meninggal pada pertengahan Januari lalu, tapi beberapa waktu lalu ada satu lagi korban meninggal," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata Lusia Sandra ketika dihubungi dari Kupang, Sabtu (22/2).
Karena jumlah kasus serangan DBD masih tergolong tinggi, ia melanjutkan, Pemerintah Kabupaten belum mencabut status kejadian luar biasa (KLB). "Kami evaluasi setiap dua minggu, tapi kasusnya belum menurun sehingga status KLB DBD masih berlanjut," katanya.
Pemerintah berupaya mengendalikan penularan DBD dengan menggiatkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk melaluigerakan 3M Plus, yang antara lain mencakup kegiatan menutup, menguras, dan mengubur semua tempat atau wadah yang bisa menampung air; menggunakan kelambu; dan menaburkan abatedi tempat penampungan air untuk membunuh jentik nyamuk perantara penularan DBD.
Lusia mengatakan bahwa kampanye 3M Plus sudah dilakukan semenjak menjelang musim hujan, namun hasilnya belum maksimal karena partisipasi masyarakat masih rendah. "Masyarakat kadang cuma bilang iya saja tapi kurang maksimal memberantas jentik nyamuk, sementara tidak mungkin tenaga kesehatan membersihkan rumah mereka satu per satu," katanya.
Ia menekankan pentingnya peran aktif warga dalam menjaga kebersihan lingkungan dan memberantas sarang nyamuk dalam upaya pengendalian penularan DBD.
"Di sisi lain kami juga melakukan kegiatan pengasapan pada titik-titik yang teridentifikasi lebih banyak terdampak, hanya saja mesin fogging (pengasapan) terbatas. Upaya yang paling efektif yaitu gerakan pembersihan lingkungan secara masif," paparnya.