Jumat 21 Feb 2020 21:29 WIB

Pengamat: PDIP Tunggu Lawan Umumkan Calon di Pilkada Solo

PDIP belum mengumumkan bakal calon yang akan bertarung pada Pilkada Solo 2020.

Pasangan bakal calon Wali Kota Solo Achmad Purnomo (kiri) dan Teguh Prakosa (kedua kiri) disaksikan Ketua Bidang Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan PDI Perjuangan Puan Maharani (kedua kanan) dan bakal calon Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (kanan) memberi keterangan pers usai menjalani uji kelayakan dan kepatutan penjaringan calon Wali Kota Solo di Kantor DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta, Senin (10/2/2020).
Foto: Antara/Galih Pradipta
Pasangan bakal calon Wali Kota Solo Achmad Purnomo (kiri) dan Teguh Prakosa (kedua kiri) disaksikan Ketua Bidang Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan PDI Perjuangan Puan Maharani (kedua kanan) dan bakal calon Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (kanan) memberi keterangan pers usai menjalani uji kelayakan dan kepatutan penjaringan calon Wali Kota Solo di Kantor DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta, Senin (10/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pengamat politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Agus Riwanto menilai, DPP PDIP sengaja menunggu lawan pada Pilkada Surakarta 2020. Sehingga, hingga kini PDIP belum mengumumkan rekomendasi partai soal siapa bakal calon wali kota Solo yang akan bertarung pada Pilkada 2020.

"Saya melihat PDIP bukan bingung menentukan pilihan (antara Achmad Purnomo dengan Gibran Rakabuming Raka) tetapi justru tidak ingin gegabah sebelum ada lawan calonnya," katanya di Solo, Jawa tengah, Jumat (21/2).

Baca Juga

Ia memperkirakan untuk lawan calon yang diusung oleh PDIP sendiri ada dua. Yaitu, dari koalisi partai politik dan dari jalur independen.

"Saat ini untuk yang dari independen kan sedang proses verifikasi dari KPU. Itu pun kita tidak tahu lolos verifikasi atau tidak. Yang belum kelihatan dari koalisi partai politik," katanya.

Agus menilai, untuk koalisi partai politik ini agak membahayakan mengingat dari dua pihak yang menunggu rekomendasi dari PDIP. Ada kemungkinan salah satunya yaitu pihak yang tidak memperoleh rekomendasi akan menyeberang ke partai politik yang lain.

"Tentu rekomendasi hanya jatuh di satu pihak, bisa jadi yang lain akan dipinang ke partai politik lain. Ini membahayakan soliditas partai," katanya

Apalagi, dikatakannya, pada Pilkada Surakarta ini PDIP bukan hanya menargetkan kemenangan tetapi juga bisa meraih kemenangan mutlak. "Paling tidak lebih dari 80 persen, mereka (PDIP) butuh angka yang fantastis. Ini menunjukkan bahwa menjadi Wali Kota Surakarta memiliki legitimasi tinggi," katanya.

Sementara itu, mengenai pernyataan kedua bakal calon, baik itu Achmad Purnomo maupun Gibran yang akan tegak lurus dengan keputusan partai seolah menandakan loyalitas yang besar terhadap PDIP. Padahal, menurut Agus, realitanya belum tentu demikian.

"Di politik apapun bisa terjadi, konsistensi sulit dipegang," katanya.

PDIP berencana mengumumkan pasangan calon (paslon) kepala daerah di Surakarta pada 3 Maret mendatang. Publikasi dilakukan setelah partai berlogo kepala banteng moncong putih itu rampung mengumumkan paslon gelombang pertama pada Rabu (19/2).

"Solo dan Medan itu kemungkinan nanti pada gelombang kedua, itu akan dilakukan pada 3 Maret nanti," kata Ketua DPP Badan Pemebangan Pemilu (Bapillu) PDIP Bambang Wuryanto di Jakarta, Rabu (19/2).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement