Rabu 19 Feb 2020 22:40 WIB

Bogor Babat 501 Pohon untuk Relokasi Korban Bencana

Ratusan pohon itu berdiri di lahan milik PTPN VIII Cikasungka.

Bogor Babat 501 Pohon untuk Relokasi Korban Bencana. Bupati Bogor Ade Yasin.
Foto: Istimewa
Bogor Babat 501 Pohon untuk Relokasi Korban Bencana. Bupati Bogor Ade Yasin.

REPUBLIKA.CO.ID, CIBINONG -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor perlu merobohkan 501 pohon kelapa sawit milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII Cikasungka di Desa Sukaraksa, Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor, Jawa Barat untuk membangun hunian tetap (huntap) sebagai tempat relokasi bagi korban bencana.

"Untuk membangun huntap, jadi sebelum land clearing (pembersihan lahan), kita bersihkan dulu pohon-pohonnya," ujar Bupati Bogor Ade Yasin usai secara simbolis merobohkan pohon kelapa sawit menggunakan alat berat, Rabu (19/2).

Baca Juga

Ratusan pohon itu berdiri di lahan seluas 3,8 hektare yang rencananya dibangun 223 unit huntap. Pembangunan huntap digarap langsung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan anggaran sekitar Rp 50 juta untuk setiap satu huntap.

Namun, ia menganggap lahan 3,8 hektare masih jauh dari kebutuhan yang diperkirakan mencapai 2.000 huntap. Hal itu membuat ia kembali mengajukan ke PTPN VIII Cikasungka untuk memperluas area relokasi menjadi 28,02 hektare.

Ade Yasin menerangkan, lahan seluas 28,02 hektare di Desa Sukaraksa itu diperkirakan hanya untuk 1.400 hunian. Sedangkan sisanya 200 hunian akan dibangun di Desa Sukamaju dengan luas lahan 5,6 hektare.

Di samping itu, Pemkab Bogor juga mengajukan pembangunan 400 unit huntap di Desa Urug Kecamatan Sukajaya dengan luas lahan 10,3 hektare yang juga masih milik PTPN VIII Cikasungka. "Di Sukajaya hanya sebagian kecil karena beberapa wilayah di Sukajaya tak boleh dibangun karena masuk zona merah seperti Desa Cileuksa, Cisarua dan Pasir Madang," kata Ade Yasin.

Berdasarkan hasil rekap data terakhir, bencana banjir dan longsor yang terjadi pada 1 Januari lalu menyisakan 14.010 pengungsi dari empat kecamatan. Dari Kecamatan Cigudeg sebanyak 922 orang, Kecamatan Sukajaya 9.926 orang, Kecamatan Nanggung 3.121 orang, dan Kecamatan Jasinga 41 orang.

Peristiwa di awal tahun 2020 itu banyak menyebabkan kerusakan materi, khususnya bangunan rumah 1.092 unit rusak berat, 1.625 unit rusak sedang, dan 1.334 unit rusak ringan. Kejadian tersebut juga menelan korban jiwa sebanyak delapan orang.

Sebanyak tiga orang hilang yang kini sudah dinyatakan meninggal dunia. Kemudian, 12 orang mengalami luka berat dan 517 orang luka ringan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement