Rabu 19 Feb 2020 20:55 WIB

Bupati Karawang Jenguk Warganya Pasca Karantina di Natuna

Kedatangan bupati untuk menepis keraguan warganya terkait virus corona,

Rep: zuli istiqomah/ Red: Hiru Muhammad
Tampak Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana berpose bersama Ribhka Yoseana Gunawan (baju hijau), mahasiswi kedokteran salah satu universitas di Wuhan Cina. Rabu (19/2).
Foto: dok Diskominfo Kabupaten Karawang
Tampak Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana berpose bersama Ribhka Yoseana Gunawan (baju hijau), mahasiswi kedokteran salah satu universitas di Wuhan Cina. Rabu (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG — Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana menjenguk salah satu warganya, Ribhka Yoseana Gunawan, Rabu (19/2). Warganya ini merupakan mahasiswi yang baru saja menjalani karantina di Natuna, Kepulauan Riau pasca dievakuasi dari Wuhan, Cina. 

Ribhka merupakan mahasiswi yang tengah menjalani pendidikan semester 1 pada Fakultas Kedokteran di salah satu universitas di Wuhan. Ribhka dievakuasi pemerintah pusat setelah merebaknya kasus virus corona di Wuhan.

Bupati Cellica menyampaikan kedatangannya di kediaman Ribhka merupakan bentuk perhatian pemerintah daerah terhadap masalah yang menimpa warganya. Ia juga ingin memastikam kondisi Ribhka saat ini. “Pemerintah pusat dan provinsi saja sangat memperhatikan. Tentunya kami juga harus lebih perhatian. Apalagi kejadian ini sudah menjadi kejadian internasional. Kami juga ingin memastikan bahwa Ribhka dalam kondisi yang baik dan sehat,” kata Bupati dalam siaran persnya. 

Kedatangannya juga ingin menepis ketakutan masyarakat sekitar pasca kepulangan Ribhka dari Cina. Bupati berpesan agar semua pihak tidak lagi khawatir dengan kepulangan masyarakatnya yanb telah dievakuasi dari Cina.

Pasalnya mereka telah menjalani observasi selama 14 hari di Natuna. “Alhamdulillah Ribhka sekarang sudah kembali pulang ke Karawang. Sudah ada di tengah-tengah keluarganya dalam keadaan selamat, sehat, tidak kurang satu apapun dan dengan kondisi sehat segar bugar,” ujarnya. 

Menurut Ribhka selama menjalani karantina di Natuna selama 14 hari, ia telah mendapatkan penanganan kesehatan secara rutin dan maksimal. Pemeriksaan ini untuk memastikan tidak adanya virus corona yang menjangkit. “Setiap hari diobservasi, kita tidak boleh ketemu dengan siapa-siapa , dicek suhu tubuh dari pagi sampai malam, dan mendapatkan perawatan psikologis juga biar tidak stress,” katanya. 

Ia mengaku saat kejadian virus corona merebak, aktivitas kuliahnya terpaksa dihentikan. Ia juga belum tahu pasti kapan akan kembali ke Wuhan. Ia memilih menunggu informasi dari pihak kampus sambil menunggu keadaan di Wuhan aman. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement