Rabu 19 Feb 2020 12:02 WIB

Aparat Tembak Mati Satu Separatis Papua

Kontak tembak antara aparat dan separatis kembali pecah di Intan Jaya.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Teguh Firmansyah
Garis Polisi (ilustrasi)
Foto: Antara/Jafkhairi
Garis Polisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kontak tembak antara aparat keamanan dengan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) kembali terjadi.

Dalam kontak tembak yang terjadi di sekitar Kampung Gulanggama dan Japaro Komplek, Intan Jaya, Papua, itu terdapat satu anggota KKSB yang meninggal dunia akibat tertembak.

Baca Juga

Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel CPL Eko Daryanto, menjelaskan, kontak tembak antara Tim Pasukan Gabungan TNI-Polri dengan kelompok KKSB itu terjadi pada Selasa (18/02). Kejadian itu terjadi sekitar pukul 07.20 WIT dan berlangsung pada saat tim aparat keamanan melaksanakan Patroli Keamanan.

"Tim melihat KKSB di sekitar Kampung Gulanggama Komplek dengan membawa dua pucuk senjata. Pada saat pengejaran terjadi kontak tembak dan kelompok KKSB melarikan diri ke jurang dan semak-semak ke arah Ugimba," jelas Eko saat dikonfirmasi, Rabu (19/2).

Sesaat setelah kontak tembak, tim gabungan melaksanakan pembersihan area kontak tembak tersebut. Ketika itu, tim gabungan menemukan satu jasad laki-laki berusia 18 tahun dengan nama Meki Tipagau, dari suku Moni, yang berhasil dilumpuhkan saat kontak tembak karena membawa satu pucuk senjata.

"Keterangan yang diperoleh dari kepala suku yang bersangkutan bergabung dengan OPM/KSB. Saat kena tembak, satu pucuk senjata sempat dibawa lari oleh KKSB lainnya," kata dia.

Selain itu, tim gabungan juga mendapatkan adanya korban yang terkena tembakan rekoset munisi yang diperkirakan berasal dari senjata anggota KKSB. Menurut Eko, perkiraan itu dibuat karena posisi KKSB berara di bawah lembah dan menembak ke arah pasukan tim gabungan yang berada diposisi ketinggian.

"Sehingga tembakan KKSB mengenai seorang perempuan 14 tahun-an. Kina Sani, dari suku Moni, terkena di telapak kaki kiri. Saat ini korban sudah ditangani dan selanjutnya dievakuasi ke Sugapa dilanjutkan ke Timika untuk diambil proyektilnya," jelas Eko.

Eko menyebutkan, ada beberapa barang bukti lain yang didapat tim gabungan. Barang-barang bukti itu, yakni satu unit laptop, satu unit ponsel genggam, satu unit HT, dua pucuk senjata rakitan, satu unit mesin fax, satu buah busur panah, dan beberapa anak panah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement