Selasa 18 Feb 2020 16:16 WIB

Lahan Rusak di Lebak Ditanami Fertiver

Penanaman ini sebagai reboisasi dan menguatkan lahan miring yang berpotensi longsor

Rep: Alkhaledi/ Red: Hiru Muhammad
Penyusutan luas hutan akibat penggundulan dan konversi. (ilustrasi)
Penyusutan luas hutan akibat penggundulan dan konversi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK--Sebanyak 108 hektar lahan rusak akibat penggundulan hutan dan tersampak bencana di Kabupaten Lebak ditanami tanaman fertiver atau akar wangi. Hal ini dilakukan pemerintah daerah setempat bersama pemerintah pusat sebagai upaya penghijauan dan penguatan struktur tanah yang sudah rusak.

Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak Kaprawi menyebut penanaman ini dilakukan secara bertahap yang dimulai sejak Selasa (18/2). Penanaman berlangsung dengan melibatkan 800 masyarakat Lebak bersama unsur TNI dan Polri.

"Direncanakan penanamannya 108 hektar yang disampaikan pemerintah pusat melalui BNPB. Penanamannya akan bertahap, hari ini menanam besok lagi menanam dengan melibatkan TNI, Polri, komunitas, relawan jadi banyak pihak. Tapi di hari pertama ini ditanam di Desa Banjarsari, Kecamatan Lebakgedong," kata Kaprawi, Selasa (18/2).

Nantinya, penanaman fertiver juga akan merambah ke lahan rusak di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) yang diduga menyebabkan bencana banjir bandang di Lebak hingga Bogor beberapa waktu lalu. Penanaman ini tidak lain menurutnya bertujuan untuk penghijauan kembali dan menguatkan lahan miring yang bisa berpotensi menimbulkan bencana longsor.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Banten, Husni Hasan menyebut penanaman fertiver di lahan yang rusak khususnya di lahann yang tingkat kemiringannya mencapai 60 derajat memang sangat penting.

Jenis rumput dengan nama latin Chrysopogon Zizaionides ini menjadi salah satu solusi untuk menguatkan struktur tanah melalui akarnya yang dapat tumbuh hingga kedalaman 5 meter. Tanaman berakar kuat ini akan membuat struktur tanah menjadi lebih kokoh layaknya pondasi alami, sehingga dapat mencegah terjadinya longsor.

Husni memperkirakan setidaknya ada 4000 hektar luas lahan di taman nasional atau di wilayah yang masuk dalam wewenang Pemkab Lebak rusak akibat penggundulan hutan dan aktivitas pertambangan ilegal. Untuk itu, selain penanaman fertiver Pemprov Banten juga akan menanam pohon keras lain seperti mahoni, trambesi dan pinus.

"Sekarang kita juga akan menghijaukan kembali daerah yang terdampak. Untuk kestabilan lereng kita akan menanam tanaman fertiver atau akar wangi supaya akarnya mencengkram tanah dengan baik. Kita juga akan menanami kembali pohon keras seperti mahoni, trambesi, pinus sampai jengkol agar kestabilan lereng supaya menyerap air hujan," jelasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement