Senin 17 Feb 2020 17:24 WIB

Menko PMK: 102 Spesimen Negatif Covid-19, Dua Masih Diuji

Menko PMK mengatakan spesimen suspect Covid-19 sudah diuji, 102 di antaranya negatif.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, Kemenkes sudah menguji spesimen suspect Covid-19, sebanyak 102 di antaranya negatif dan dua lagi masih dalam proses.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, Kemenkes sudah menguji spesimen suspect Covid-19, sebanyak 102 di antaranya negatif dan dua lagi masih dalam proses.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah memeriksa 104 spesimen pasien yang diduga terserang (suspect) Coronavirus disease 2019 (Covid-19). Sebanyak 102 di antaranya terbukti negatif.

"Sudah ada 104 spesimen dari seluruh Indonesia diperiksa di laboratorium pusat penelitian penyakit infeksi Kementerian Kesehatan, dari jumlah tersebut 102 dinyatakan negatif, dan dua masih proses," kata Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy di gedung Bina Graha Jakarta, Senin.

Baca Juga

Muhadjir mengatakan bahwa yang perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona tipe baru adalah memperketat pengawasan di pintu-pintu masuk ke wilayah Indonesia. Selain itu, perlu juga menelusuri riwayat perjalanan orang-orang yang akan masuk ke Indonesia, terutama sesuai dengan standar Kementerian Luar Negeri.

"Misalnya mereka yang dalam 14 hari terakhir pernah berada di pusat sumber wabah, yaitu di China daratan, jadi itu akan kami perhatikan betul," katanya usai mengikuti rapat koordinasi di Kantor Staf Kepresidenan bersama dengan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, dan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi.

Muhadjir juga kembali mengimbau warga agar tidak panik dan melakukan tindakan sembrono dalam merespons kabar mengenai penularan Covid-19.

"Jangan panik dan chaos, seperti ramai-ramai memborong masker padahal anjuran Pak Menkes yang bermasker adalah mereka yang sakit dan yang memiliki risiko sakit karena tugas pelayanannya. Kalau tidak keduanya ya tidak perlu pakai masker, kecuali kalau mereka punya duit banyak, jangan sampai orang-orang memanfaatkan peluang dalam kondisi seperti ini," jelas Muhadjir.

Muhadjir juga menegaskan bahwa Indonesia memiliki reagen standar untuk pemeriksaan spesimen pasien yang diduga terserang Covid-19. Ia menjelaskan, reagen primer yang digunakan Indonesia merupakan kerja sama Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Atlanta, Amerika Serikat.

"Jadi tidak benar diragukan kemampuannya. Kami punya jatah antisipasi yang cukup kalau dibutuhkan dan seluruh rumah sakit kita memiliki kesiapan," katanya.

Sebagian rumah sakit di Indonesia, menurut Muhadjir, sudah menyiapkan ruang isolasi khusus untuk menangani pasien yang diduga terserang Covid-19. Ia menjelaskan, ruang isolasi bertekanan negatif hanya untuk pasien gawat.

"Kalau yang belum gawat cukup di ruangan isolasi biasa dan jumlah tempat tidur ruang isolasi negatif ada 227 bed jadi cukup, Insya Allah hingga wabah berakhir Indonesia terhindar dari wabah ini," jelas Muhadjir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement