Senin 17 Feb 2020 14:52 WIB

Suspect Virus Corona di Babel Alami Sesak Napas dan Demam

Seorang suspect virus corona berusia 71 tahun mengalami sesak nafas dan demam tinggi

Kematian akibat virus corona, ilustrasi
Foto: Republika
Kematian akibat virus corona, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKAL PINANG  - Direktur RSUP Ir Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Armayani Rusli menyatakan seorang pasien berusia 71 tahun suspect virus Covid-19 yang diisolasi di rumah sakit tersebut mengalami sesak nafas dan demam tinggi. Pihak RS pun melarang pengunjung untuk membesuk untuk mencegah penularan virus.

"Pasien sudah di ruangan isolasi, tidak boleh dibesuk keluarga. Perawat dan dokter yang masuk juga menggunakan pakaian khusus sekali pakai untuk mencegah hal yang tidak diinginkan," kata Armayani Rusli, Senin (17/2).

Ia mengatakan saat ini sudah ada tiga orang dokter spesialis paru-paru, penyakit dalam dan jantung yang mengawasi pasien berusia 71 tahun asal Sungailiat Kabupaten Bangka itu. Diketahui, ia terindikasi virus Covid-19 setelah melakukan perjalanan ke Singapura pekan lalu.

Sebelum ke Bangka, pasien tersebut sempat ke Jakarta dan Bogor. Di bandara Cengkareng-Jakarta, pasien sempat diperiksa kesehatannya dan mendapat kartu kuning yang menyatakan bahwa yang bersangkutan sehat.

Namun, katanya, setelah empat hari di Bangka pasien mengalami panas tinggi dan sesak napas sehingga dirawat di Rumah Sakit Sungailiat dan dirujuk ke RSUP Ir.Soekarno, karena terindikasi Covid-19.

"Saat ini kondisi pasien dalam keadaan sadar, namun tetap menggunakan masker. Tadi (Ahad, 16/2) malam Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) juga sudah turun tangan, sampel darah dan dari tenggorokan pasien sudah kita ambil dan kita kirim ke Jakarta. Semoga dalam tiga hari ke depan hasilnya sudah keluar," katanya.

Ia berharap semoga hasil pemeriksaan dari kondisi pasien tidak mengkhawatirkan dan pasien tidak positif terkena virus Covid-19 karena pasien juga memiliki riwayat penyakit lain, seperti jantung, hipertensi dan penyakit paru obstruksi kronis (PPOK).

"Saat ini pasien dalam pengawasan ketat dan kita sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan, Dinkes dan Gubernur Babel. Semoga hasil pemeriksaan pasien tidak mengkhawatirkan dan bisa ditangani," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement