Sabtu 15 Feb 2020 07:05 WIB

PCIM Jerman Raya Datangkan Shamsi Ali untuk Safari Dakwah

Imam Shamsi Ali akan melakukan safari dakwah ke 10 kota di Eropa.

Anggota PCIM Jerman Raya menghadiri acara safari dakwah Imam Shamsi Ali di 10 kota di Eropa.
Foto: Dok PCIM Jerman Raya
Anggota PCIM Jerman Raya menghadiri acara safari dakwah Imam Shamsi Ali di 10 kota di Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Dalam rangka Milad PCIM Jerman Raya yang ke-13 dan menyambut muktamar Muhammadiyah 2020, PCIM Jerman Raya punya gawe yang cukup besar. PCIM Jerman Raya mendatangkan Imam Shamsi Ali dari New York, Amerika untuk bersafari di Europa dan negara Balkan untuk memperkenalkan wajah Islam Indonesia yang damai dan berkemajuan. 

Safari yang dimulai dari 9 Februari hingga 24 Februari 2020 diadakan di 6 negara dan 10 kota di Eropa. Negara-negara dan kota-kota tersebut yaitu Jerman (kota Frankfurt, Bonn, Berlin, Hamburg), negara Belgia(kota Brüssel), negara Belanda (Utrecht dan Den Haag), negara Austria (kota Vienna), negara Slovakia (kota Bratislava) dan negara Montenegro (kota Beograd).

Baca Juga

Muhammadiyah sebagai organisasi yang membawa Islam yang berkemajuan selalu mengedepankan dialog dan diskusi dalam segala hal dan masalah yang mencakup kemaslahatan umum Dialog adalah sangat penting. 

Shamsi Ali merupakan Imam Besar Masjid Jamaica New York dan President Nusantara Foundation yang memiliki latar belakang pendidikan Muhammadiyah dikenal sebagai salah satu tokoh Islam yang sangat berpengaruh di Amerika. Beliau membawa wajah Islam yang damai dan ramah dari Indonesia di negara paman Sam.

photo
Imam Shamsi Ali berbicara dalam Safari Dakwah di 10 kota di Eropa.

Tema yang diusung dalam Safari ini adalah an Indonesian Muslim on Peace Tour to Europe atau Muslim warga Indonesia membawa misi perdamaian ke Eropa. "Karena tema yang diusung adalah perdamaian dan persatuan antar umat Islam dan beragama, maka PCIM Jerman Raya menggandeng beberapa ormas lain," ujar PCIM Jerman Raya dalam keterangan pers tertulis kepada Republika.co.id, Sabtu (15/2).

Beberapa ormas Islam yang diundang adalah Masyarakat Muslim Indonesia di kota setempat, kelompok masyarakat, kelompok pengajian, kelompok pelajar/PPI, dn PCINU Jerman. Selain itu, program ini didukung penuh oleh perwakilan-perwakilan resmi RI di Eropa.

Dalam safari dakwahnya, Imam Shamsi Ali ingin menyampaikan beberapa tema penting. Pertama, bahwa Misi dasar Islam adalah peace (Perdamaian). Bertujuan untuk membalik stigma yang dikembangkan selama ini seolah di mana ada Islam di situ akan terjadi konflik. Sehingga Islam dipersepsikan sebagai sumber konflik dan kekerasan.

Kedua, bahwa ketika berbicara tentang Islam yang berkarakter damai dan kemajuan itu, dunia harus menengok ke negara Muslim terbesar dunia saat ini, Indonesia. Di negeri inilah Islam dan nilai-nilai modernitas, demokrasi, inklusifitas, serta penghormatan HAM dan wanita senyawa dan saling bergandengan tangan.

Ketiga, bahwa Islam sebagai agama yang mengedepankan ta’aawun atau partnership dapat menjadi jembatan bagi terbangunnya kerjasama antara Barat dan dunia Islam. Dalam dunia yang terpolarisasi (terpecah) justeru Islam harus tampil sebagai pemersatu di tengah keragaman manusia.

Keempat, bahwa Safari ini akan membuka mata dunia, khususnya dunia Barat, jika Islam jangan lagi dipersepsikan sebagai agama Timur Tengah saja yang dianggap antitesis dari kemajuan, demokrasi, kebebasan dan penghormatan kepada wanita dan HAM. Tapi justeru Islam adalah agama paling global untuk semua manusia. Dan Indonesia harus tampil sebagai salah satu pusat peradaban Islam dunia itu.

photo
PCIM Jerman Raya.

Kelima, bahwa Safari ini juga hendaknya membangun kesadaran umat Islam di Indonesia akan tanggung jawab dakwah global. Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar dunia, Indonesia harusnya sadar dan berada di garda terdepan untuk menampilkan Islam yang wasathan (moderat dan berkemajuan).

Keenam, bahwa Safari ini juga membawa pesan kepada Eropa bahwa Islam harusnya tidak dicurigai, apalagi dilihat sebagai ancaman dan musuh. Islam justeru selalu hadir di mana saja sebagai kontribusi dan healing (obat) untuk berbagai penyakit sosial masyarakat (social ills), termasuk penyakit rasisme yang saat ini meninggi di dunia Barat.

Ketujuh, Safari ini juga mengingatkan pemerintah Indonesia untuk mengambil Islam sebagai bagian terpenting dari diplomasi publiknya (Public Diplomacy). Agar dalam mengkampanyekan wajah Indonesia, Islam tetap harus menjadi salah satu karakter terpenting bangsa dan negara ini.

"Kita harus bangga dan mampu mengkampanyekan jika Islam dan Indonesia adalah dia entitas yang menyatu dan senyawa. Bersatunya komitmen keagamaan dan kebangsaan menjadikan Indonesia kuat dan unik di antara negara-negara dunia," ujar PCIM Jerman Raya.

Menurut Imam Shamsi Ali apa yang beliau sampaikan di atas adalah mimpi besar. Tapi ia yakin tiada sesuatu yang besar tanpa dimulai dari mimpi besar. "Tanpa langkah kecil pertama tak akan ada langkah-langkah besar selanjutnya," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement