REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar pengajian umum di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Jumat (14/2) malam. Pengajian yang mengangkat tema Fenonema Kerajaan Baru ini diikuti ratusan warga Muhammadiyah dari berbagai daerah.
Ketua Lembaga Khusus Dakwah (LDK) PP Muhammadiyah, KH Muhammad Ziyad dalam sambutannya mengatakan, banyak sekali orang yang mengaku nabi maupun sebagai raja, sehingga dengan mudah menyeret masyarakat untuk terpacaya. Karena itu, PP Muhammadiyah menggelar pengajian tentang munculnya fenomena kerajaan baru akhir-akhir ini, sehingga memberikan penyadaran kepada masyarakat Indonesia.
"Mengapa ini diangkat dalam pengajian ini tujuannya dalam rangka memberikan informasi secara benar dan menyadarkan kepada publik ketika ada isu semacam ini jangan mudah percaya tapi segeralah cek and ricek," ujar Kiai Ziyad di di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Jumat (14/2) malam.
Seperti diketahui, munculnya kerajaan baru tersebut telah menghebohkan masyarakat Indonesia, khususnya di daerah Jawa Tengah, Jawa Barat dan Banten. Di antaranya, Kerajaan Agung Sejagat di Purworejo, Kerajaan Jipang di Blora, Sunda Empire, dan King of The King di Tangerang-Bandung.
Kabid Humas Polda Jateng Kombes Iskandar Fitriana Sutisna menceritakan secara lengkap tentang kasus munculnya Kerajaan Agung di Purworejo, sehingga para jamaah mengetahui tentang penipuan yang dilakukan raja dan ratu kerajaan tersebut.
"Malam ini suatu kehormatan bagi kami diundang dalam rangka pengajian, dan di sini ada tema yang berkaitan dengan Polda Jawa Tengah, yaitu fenomena kerajaan baru," ucap Iskandar saat menjadi pembicara dalam pengajian tersebut.
Fenomena kerajaan baru ini, menurut Iskandar pertama kali muncul di Jawa Tengah sejak 2019 lalu, khususnya di Desa Pogung, Kecamatan Bayan, Purworejo. Dia juga menjelaskan penipuan yang dilakukan Raja Keraton Agung Sejagad, Toto Santoso dan Ratunya Fanni Aminadia, yang telah ditangkap polisi. "Saya selaku Kabid Humas berpesan kepada kita semua untuk penggunaan media sosial ini kita harus berhati-hati dan disaring," tuturnya.