Kamis 13 Feb 2020 02:36 WIB

Tim Modifikasi Cuaca akan ke Riau Atasi Karhutla

Tim modifikasi cuaca akan ke wilayah Riau pekan depan untuk bantu atasi karhutla.

Petugas TMC memasukan garam ke tabung penampung garam atau consul dalam pelaksanaan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang menggunakan pesawat CN 295 di Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (3/1/2020).
Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Petugas TMC memasukan garam ke tabung penampung garam atau consul dalam pelaksanaan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang menggunakan pesawat CN 295 di Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (3/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan pada pekan depan akan ada pengerahan Tim Modifikasi Cuaca (TMC) ke wilayah Riau untuk membantu mengatasi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah ini.

"Minggu depan tim sudah datang untuk membuat hujan buatan," kata Panglima TNI saat berkunjung ke Pekanbaru, Rabu (12/2). Kunjungan ke Ibu Kota Provinsi Riau itu juga disertai Kepala Polri Jenderal Polisi Idham Azis.

Lebih lanjut, Panglima menjelaskan pengerahan tim modifikasi cuaca tersebut merupakan bentuk komitmen pemerintah pusat dalam memberikan dukungan ke daerah, khususnya Riau yang sudah menetapkan status siaga darurat Kebakaran Hutan dan Lahan di daerahnya.

Panglima TNI juga mengingatkan prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait akan terjadinya kemarau panjang di Riau. Menurutnya, musim kemarau pada tahun ini disebut akan lebih ekstrim dibanding 2019 lalu sehingga harus diwaspadai.

"Saya ingin mengingatkan sesuai dengan sesuai dengan prediksi dari BMKG, musim kemarau 2020 ini cukup panjang, dimulai awal Maret sampai Oktober," ungkap Panglima.

Jika lalai penanganannya, menurut dia maka potensi Karhutla sangat mungkin terjadi, bahkan lebih dari besar dari sebelumnya.

"Oleh karena itu, tidak ada jalan lain, tindakan tegas harus benar-benar dilakukan. Penegakan hukum harus benar-benar ditegakan. Jika tidak, potensi kerawanan terjadinya Karhutla akan kembali terjadi," tegas Panglima.

Lebih lanjut, Panglima TNI juga menegaskan bahwa Karhutla yang terjadi 90 persen disebabkan ulah manusia. Kemudian, 80 persen lahan terbakar berubah wujud menjadi areal perkebunan. "Kalau kita tak mengantisipasinya maka potensi Karhutla sangat kuat terjadi," ujar Panglima TNI.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement