REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Geologi (PVMBG) menerjunkan tim untuk memeriksa kondisi tanah dilokasi longsor yang terjadi di Kampung Hegarmanah, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung, Selasa (12/2) malam. Mereka akan mengecek penyebab longsor bisa terjadi.
Ketua tim pengecekan pergerakan tanah PVMBG, Anjar mengatakan pemeriksaan dilokasi longsor akan menggunakan dua metode yaitu memakai drone untuk survei pemetaan langsung di permukaan tanah. Selain itu, aerial untuk mendukung analisis dibawah permukaan tanah.
"Pengecekan dengan dua metode untuk pemetaan dimensi longsor dan langkah penanganan serta antisipasinya," ujarnya, Rabu (12/2).
Menurutnya, tim yang diterjunkan sebanyak empat orang. Mereka akan bergabung dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat untuk melakukan pemetaan.
"Nanti kita kisa melihat gambaran utuh lokasi longsor seperti apa dimensinya," ungkapnya. Menurutnya, pengecekan akan dilakukan dalam waktu satu pekan.
Anjar mengatakan hasil pemetaan membutuhkan waktu relatif lama hingga akhirnya melahirkan kesimpulan. "Untuk hasilnya enggak hari ini, biasanya satu minggu," katanya.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat mengungkapkan longsor terjadi di Kampung Hegarmanah RT 02 RW 04, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (11/2) malam. Akibatnya, 10 rumah milik warga ikut terkena dampak salah satunya tertimbun material longsor.
Kepala BPBD Kabupaten Bandung Barat, Duddy Prabowo mengatakan longsor terjadi disebabkan saluran air (gorong-gorong) yang tidak berfungsi. Akibatnya, air menyerap ke tanah dan mengakibatkan longsor. Beruntung, katanya tidak terdapat korban dalam kejadian itu.
"10 rumah terdampak longsor, satu rumah tertimbun, tiga rumah rusak berat, enam rumah terancam terkena longsoran," ujarnya.