Ahad 09 Feb 2020 22:50 WIB

Balita WN Cina Diisolasi di RS Manado Diizinkan Pulang

Balita WN Cina yang diisolasi dinyatakan negatif Corona dan kesehatannya membaik.

Petugas medis mengecek ruang isolasi khusus untuk menangani pasien penderita penyakit pneumonia berat akibat terjangkit wabah novel Coronavirus (nCoV) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kraton, Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (5/2/2020).
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Petugas medis mengecek ruang isolasi khusus untuk menangani pasien penderita penyakit pneumonia berat akibat terjangkit wabah novel Coronavirus (nCoV) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kraton, Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (5/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dr Debie KR Kalalo MSc PH mengatakan, balita warga Cina berinisial GY yang diisolasi di RSUP Kandou Manado telah diizinkan pulang. Kesehatannya terpantau membaik.

"Kondisi kesehatan dari yang bersangkutan sudah membaik sehingga tim dokter yang merawatnya merekomendasikan untuk dapat dikeluarkan dari rumah sakit," sebut dr Debie di Manado, Ahad (9/2).

Sebelumnya, hasil sampel pertama balita berumur dua tahun dan enam bulan yang diperiksa Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan negatif 'Corona Virus".

Meski negatif, GY belum diizinkan pulang karena masih harus menunggu hasil pemeriksaan sampel kedua. "Sampel kedua dari balita GY yang diperiksa di Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Kedokteran Dasar Badan Litbangkes Kemenkes RI hasilnya negatif," ujar dr Debie.

Dia berharap balita GY dan kedua orang tuanya yang sempat diisolasi tidak lagi menjadi kekhawatiran masyarakat. Balita GY bersama dengan kedua orang tuanya berinisial WZ dan LD berada dalam pengawasan dan diisolasi ke RSUP Kandou pada 3 Februari 2020.

Sebelum GY dan kedua orang tuanya, seorang penerjemah maskapai Lion Air yang baru saja tiba dari penerbangan Guangzhou-Manado diisolasi karena mengalami pilek. Beberapa hari kemudian, hasil sampel penerjemah ini dinyatakan negatif setelah diperiksa Badan Litbangkes Kemenkes RI.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement