Ahad 09 Feb 2020 16:53 WIB

BMKG: Gempa Laut Seram Miliki Mekanisma Pegerakan Naik

BMKG juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu.

Ilustrasi Gempa
Foto: Pixabay
Ilustrasi Gempa

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- BMKG Stasiun Geofisika Ambon mengatakan gempa bumi tektonik dengan magnitudo 5,6 pada Sabtu (8/2) pukul 13.36.46 WIB di wilayah Laut Seram dan mengguncang Seram Utara Timur Kobi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). Namun, gempa ini berbeda dengan gempa bumi tanggal 26 September 2019 lalu di Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat dan beda lokasi serta sumber pemicunya.

Kepala Seksi Informasi BMKG Stasiun Geofisika setempat, Andi Azhar Rusdin di Ambon, Ahad (9/2), dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktifitas Sesar Naik Utara Seram. Adapun, kejadian dan parameter gempa bumi pada Sabtu (8/2) 2020 pukul 13.36.46 WIB wilayah Laut Seram diguncang gempa tektonik.

Baca Juga

Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter awal dengan magnitudo5,6 yang kemudian dimutakhirkan menjadi Mw 5,4. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2.85 LS dan 129.93 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 68 km arah Barat Laut Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku pada kedalaman 29 km.

"Guncangan gempa dirasakan di daerah Kobisonta IV MMI pada siang hari dan dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, Kairatu (SBB) II MMIdimana getarannya dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang," kata Andi Azhar.

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tektonik ini tidak berpotensi tsunami. Untuk gempa susulan, kata Andi Azhar, hingga Sabtu (8/2) pukul 14.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya dua aktivitas gempa bumi susulan (after shock) dengan magnitudo terbesar 5,0.

BMKG juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu, masyarakat diimbau segera menghindar dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," ujarnya.

Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement